SATUARAH - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mencegah semakin meluasnya banjir di wilayah Jabodetabek.
BPPT telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk mengaktifkan Posko TMC di Halim Perdana Kusumah yang sudah disiapkan sejak awal 2021.
"Penyiapan posko TMC tersebut merupakan upaya mitigasi banjir yang disiapkan untuk antisipasi fenomena La Nina serta faktor cuaca lainnya. TMC dilakukan sebagai bagian dari upaya preventif untuk mengurangi dampak negatif dari terjadinya banjir melalui redistribusi curah hujan sehingga kejadian hujan ekstrem bisa berkurang. Dengan teknologi modifikasi cuaca diharapkan wilayah yang mempunyai potensi terjadinya genangan dan banjir bisa terhindar dari curah hujan penyebab banjir," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat pers riliis, di Jakarta, Senin (22/2/21).
Sesuai dengan informasi yang didapat dari Jaringan Informasi Kebencanaan (INDI) Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana (PTRRB-BPPT), menunjukkan bahwa berdasarkan Radar Cuaca BMKG pada hari Sabtu tanggal 20-2-2021 pukul 00.14 Potensi Curah Hujan cukup tinggi di Jakarta dan sekitarnya yang bervariasi antara 30-60 mm/jam.
"Intensitas curah hujan tinggi terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur serta wilayah Selatan Jakarta seperti Parung, Sawangan, dan Kota Depok, Pamulang, Pondok Aren dan beberapa wilayah Provinsi Banten lainnya seperti Cikupa, Curug, Balaraja, Rangkasbitung, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut BPPT melakukan analisis faktor penyebab timbulnya peringatan dini tersebut," ujarnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pergerakan massa udara lembab dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa bagian Barat yang terakumulasi dengan massa udara dari Samudera Indonesia memicu pembentukan awan hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di wilayah Jabodetabek, dan kondisi ini akan bertahan dalam beberapa hari ke depan.
Hasil pengamatan ini dijadikan sebagai informasi yang menguatkan peringatan dini yang telah dikeluarkan oleh BMKG sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian, menyampaikan melakukan kajian prediksi cuaca dibantu oleh peralatan radar yang dimiliki saat ini yaitu Radar Furuno, kemudian dukungan data dari BMKG yang bisa diakses secara massif.