Boy Rafli Amar Mirip Jenderal Hoegeng, Kapolri Jujur dan Teladan Bhayangkara, Ini Ceritanya

photo author
- Minggu, 10 Januari 2021 | 14:50 WIB
Boy Rafli Amar Mirip Jenderal Hoegeng, Kapolri Jujur dan Teladan Bhayangkara, Ini Ceritanya
Boy Rafli Amar Mirip Jenderal Hoegeng, Kapolri Jujur dan Teladan Bhayangkara, Ini Ceritanya


SATU ARAH - Jenderal Hoegeng merupakan sosok Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang dikenal tegas dan teguh menjaga kehormatan serta citra Polri. Integritasnya yang tinggi terhadap bangsa dan negara mengundang guyonan Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam sebuah diskusi di Bentara Budaya Jakarta, bahwa hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.





Dalam guyonan itu, Gus Dur menyinggung upaya pemberantasan korupsi pasca-Reformasi 1998 yang dilakukan Polri sebagai salah satu institusi yang diharapkan dapat segera berbenah guna menghadirkan citra Polri yang lebih baik di masyarakat.





Guyonan Gus Dur terhadap sosok Hoegeng dinilai sejumlah kalangan cukup pantas. Kejujuran dan integritas yang melekat dalam diri Hoegeng selama menjalani tugas sebagai seorang polisi terkenal jauh sebelum ia menyandang bintang empat di Korps Tribrata.





Saking jujurnya Hoegeng, ia bahkan pernah disantet oleh seorang polisi korup saat memimpin Badan Reserse dan Kriminal di Kepolisian Sumatera Utara.





Kisahnya terjadi saat Hoegeng sering menangani kasus perjudian dan penyelundupan barang-barang mewah dari Singapura ke Indonesia berupa radio, tape recorder, dan arloji serta penyelundupan barang-barang dari Indonesia ke Singapura berupa minyak nilam dan karet.









Kabarnya, para penyelundup mendapat perlindungan dari aparat kepolisian yang korup. Oknum polisi itu dendam dengan sikap Hoegeng. Ia lantas menyantet Hoegeng dengan meminta bantuan dari seorang dukun.





Saat dikirim santet, Hoegeng pasrah menerimanya. Hingga suatu hari datang seseorang mengaku dukun yang telah menyantetnya. Di hadapan Hoegeng, dukun itu mengaku bahwa dirinyalah yang telah menyantet Hoegeng atas permintaan polisi korup tersebut. Sang dukun mengaku menyesal dan meminta maaf kepada Hoegeng. Ia pun lalu mengobati Hoegeng.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie Uban

Tags

Rekomendasi

Terkini

X