UTA '45 Buka Posko Pengaduan 'Korban' UKAI CBT, Ini Alasannya

photo author
- Rabu, 2 November 2022 | 20:06 WIB
Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi UTA '45, Rudyono Darsono, (Mufreni/satuarah.co)
Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi UTA '45, Rudyono Darsono, (Mufreni/satuarah.co)

Namun karena UTA '45 hadir bukan untuk mencari materi, tapi mencerdaskan kehidupan bangsa, kata Rudy, mereka memutuskan memprotes keras kebijakan panitia.

Baca Juga: Melenggang ke Semi Final, Tim Bola Voli Putra Kab Bekasi Kalahkan Garut 3-0

"UKAI ini menguntungkan dunia pendidikan. Setiap kali diteken, kita dapat uang lagi. Itu biasanya, Rp5-15 juta per mahasiswa. Jadi kalau soal materi, saya dibilang bodoh kan. Kenapa dikasih duit kok nggak mau?" beber Rudy.

"Tapi itu yang kami sampaikan, kami-kami masuk ke dunia pendidikan bukan untuk cari uang. Tapi yaitu bagaimana kami berbakti untuk bangsa dan negara ini, melalui dunia pendidikan, mencerdaskan generasi muda Indonesia," tegas Rudy.

Rudy yakin para pengambilan keputusan tertinggi termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sependapat dengan apa yang mereka perjuangkan. Sebab ini demi kepentingan bangsa Indonesia, khususnya generasi muda.

"Kami yakin Presiden Jokowi takkan membiarkan ini. Mendikbudristek begitu beliau mendengar juga saya yakin tidak akan membiarkan ini, saya yakin Pak Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, juga tidak akan membiarkan ini. Tidak mungkin para pemangku kepentingan yang dipercaya oleh negara untuk menjalankan pemerintahan, mencerdaskan anak bangsa, akan mendidik anak mudanya menjadi pembangkang," tandasnya. √

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X