SATUARAH.CO - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan 30 kerja sama lisensi dengan industri atau pelaku usaha untuk meningkatkan pemanfaatan dan produktivitas invensi dan inovasi dalam rangka memperkuat transformasi ekonomi yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Untuk itu, BRIN melakukan temu bisnis antara inventor BRIN dengan industri yang bergerak pada bidang pertanian dan pangan.
Direktur Alih dan Sistem Audit Teknologi Badan Riset Dan Inovasi (BRIN) Edi Hilmawan, mengatakan forum ini juga diharapkan dapat meningkatkan riset dan inovasi berdasarkan demand pull atau kebutuhan industri. "Melalui temu bisnis tersebut, pihaknya ingin meningkatkan jumlah invensi pertanian dan pangan yang dimanfaatkan oleh calon mitra industri," kata Edi dalam keterangan resmi BRIN di Jakarta, Jumat (24/6)n
Beberapa inovasi yang ditawarkan BRIN kepada industri antara lain teknologi pembuat mi siap seduh dan formula pangan darurat.
Baca Juga: TK Inspira Gelar Kelulusan dan Perpisahan Kelas
Sementara itu, peneliti di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Dini Ariani, mengungkapkan, mi siap seduh bebas gluten dapat dikonsumsi berbagai lapisan masyarakat, sebagai sumber karbohidrat dan serat pangan.
"Mi ini aman dikonsumsi oleh penderita autis, dan menjadi alternatif zat gizi bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan," ujarnya.
Dini menambahkan, mi tersebut terbuat dari 100 persen bahan pangan lokal, yaitu mocaf sebagai hasil fermentasi ubi kayu, tepung sagu, tapioka, tepung beras, dan telur, sehingga bebas gluten.
Baca Juga: Wakil Presiden Siap Hadiri Rakornas XV KMHDI, Ini Kata I Putu Yoga Saputra
Produksi mi siap seduh yang dilakukan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) binaan pada tahun 2022 ini, sudah laku terjual hingga 1.700 mangkok (cup), dengan konsumen dari Yogyakarta dan sekitarnya.
Inovasi formula pangan darurat mengandung imunostimulan, yakni substansi yang menstimulasi sistem imun dengan meningkatkan aktivitas komponen sistem imun untuk melawan infeksi dan penyakit.
"Penggunaan pangan darurat ditujukan untuk mengatasi kekurangan imun dan energi pada saat bencana alam atau bencana lain, atau pada saat diperlukan energi tinggi, seperti mendaki gunung, dan latihan militer," ujarnya.
Baca Juga: Khotmil Quran, Rutinitas Tri Adhianto Bersama ASN Kota Bekasi Setiap Jumat
Peneliti di Pusat Riset Agroindustri BRIN Retno Dumilah Estiwidjayanti mengatakan, pangan darurat yang dikembangkan berupa makanan siap saji, berkalori tinggi, mengandung imunostimulan, mengandung vitamin mineral, bahan baku lokal, bentuk produk biskuit fungsional.
Artikel Terkait
Potensi Hujan di Lokasi Samota MXGP 2022
Perkenalkan Produk UMKM, DPMPTSP Kota Bekasi Ikuti Pameran Jogja TIT SME ke 2
Pemkab Subang Gandeng DPC HA IPB Kab Bandung Gelar Gerakan Partisipasi Pemberdayaan 1000 Petani Ternak
Kerap Dilakukan, Petugas UPT Pengelolaan Sampah Wil I DLH Kab Bekasi Angkut Sampah Liar
Makan Malam di Cafe Pewe Samota MXGP jadi Jam Session