SATUARAH.CO – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta, proyek nasional yang melibatkan kontraktor asing tetap mengutamakan tenaga kerja Indonesia.
Hal ini menanggapi temuan Bappenas terkait adanya tenaga las dari Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Mufida yakin dengan kemampuan tenaga kerja Indonesia sudah sangat mampu untuk mengerjakan berbagai proyek infrastruktur berskala dunia. Terlebih, lanjut dia, saat ini tenaga kerja Indonesia masih terpukul karena dampak pandemi.
Baca Juga: Jordi dan Sandy Perkuat Timnas Indonesia, PSSI Apresiasi Bantuan Kemenpora
"Yang kita harapkan optimasi tenaga kerja Indonesia karena memiliki potensi yang sangat besar apalagi di tengah pandemi banyak yang terdampak, kena PHK atau pengurangan pendapatan," kata Mufida dalam keterangan pers, dilansir dari republika.co.id, Sabtu (12/2/2022).
Mufida menyebut, semangat mendahulukan tenaga kerja Indonesia seharusnya dilakukan karena Presiden Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia Emas dengan SDM Indonesia yang unggul.
Ia merasa heran karena SDM Indonesia tak digunakan sebagai pekerja las di proyek kereta cepat.
Baca Juga: KSAD Ajak SMSI Optimalkan Segenap Potensi Perkuat Ideologi dan NKRI
"Utamakan penggunaan tenaga kerja Indonesia pada semua jenis jabatan yang tersedia. Jikalau harus menggunakan TKA ada kewajiban menyertakan tenaga kerja pendamping dari Indonesia untuk alih teknologi. Pertanyaannya untuk TKA di sini, apakah dipatuhi ada tenaga kerja pendamping untuk alih teknologi?" ujar Mufida.
Soal alih teknologi, Mufida mengatakan, sejak awal pengajuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), pemerintah seharusnya sudah tahu peruntukan TKA di Indonesia untuk pekerjaan tertentu. Sehingga, di awal bisa diantisipasi dengan mengirim tenaga kerja Indonesia belajar metode dengan cara upskilling dan reskilling.
"Kita pernah kirim 1.500 PMI untuk mengerjakan proyek infrastruktur di beberapa negara. Termasuk mengirim 500 PMI ahli untuk proyek pembangkit listrik di beberapa negara seperti Irak, Bangladesh dan Vietnam. Artinya tenaga kerja kita itu mampu dan diakui dunia," ucap Mufida.
Baca Juga: Gedung Jawara Presisi dan Aula Kanya Nagata Limpad Patari Polres Subang Rp. 7,8 M Diresmikan
Dalam hal tenaga pengelasan, Mufida menyebut, pemerintah punya pusat pelatihan khusus las yang terbukti menelurkan alumni yang mumpuni dengan sertifikasi nasional dan internasional. Selain itu, Balai Latihan Kerja (BLK) memiliki jurusan las.
"Alumninya bisa mengatasi beberapa proyek sulit baik di tengah laut misalnya di Karimun maupun proyek di kincir angin dengan ketinggian 80 meter bisa dikerjakan tenaga pengelas dari kita. Ini mungkin fenomena gunung es kita minta bukan hanya di proyek kereta cepat tapi juga seluruh proyek nasional semangat utamanya mengutamakan tenaga kerja Indonesia," tutur Mufida. √
Artikel Terkait
Imigrasi Cilacap Beri Penghargaan kepada Pegawai Teladan dan Terbaik Januari 2022
Polsek Babelan Gelar Rakor Capaian Vaksinasi Lansia di Desa Kedung Pengawas
Dialog dengan Plt Wali Kota Bekasi, Ini yang Disampaikan Warga RW 17 Bintara
Serahkan Surat Perintah kepada 26 Plt Kepala SDN, Ini Pesan Plt Wali Kota Bekasi
Kejar Target Vaksinasi Lansia, Muspida Kota Bekasi Gelar Rakor