Ia mengatakan, diskusi antara MUI dan BNPT pun bersifat dinamis dan ilmiah serta memiliki pandangan yang sama. Antara lain, perlu mengantisipasi dan terus mewaspadai adanya gerakan terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Baca Juga: Empat Cara Melacak Lokasi HP Orang, Gampang Banget
Selain itu, dia melanjutkan, ada beberapa hal yang disepakati bersama dalam diskusi tersebut. Salah satunya, yakni penggunaan diksi-diksi tertentu.
"Untuk penggunaan diksi-diksi yang dikhawatirkan melukai salah satu kelompok yang memang itu sudah digunakan dalam Islam. Maka dari itu, ke depan penggunaan diksi, seperti pesantren, mahad, dan lain sebagainya, ini akan kita sesuaikan bersama-sama," ujar Achmad.
Kemudian, Achmad melanjutkan, nantinya BNPT dan MUI juga bersama-sama akan merumuskan kaidah-kaidah dan kriteria kriteria seperti apa yang disebut dengan terorisme dan ekstremisme saat ini.
Baca Juga: Fahri Hamzah Desak Presidential Threshold Dihapus
"Dan yang diminta lagi adalah adanya kesamaan hak keadilan, bahwa BNPT itu adalah kekuatan negara. Dengan demikian, BNPT adalah untuk negara dan untuk bangsa Indonesia. Artinya, antara MUI dan BNPT ke depan akan lebih mempererat kerja samanya," kata dia. √
Artikel Terkait
Sembilan Wakil Rakyat Positif Covid-19, DPR Berlakukan WFH
Kemendagri Haruskan ASN Ber-AKHLAK
PNKN Gugat UU IKN, Marwan Batubara: UU Ini Layak Dibatalkan MK
Lebihi Target Hingga 118 Persen, Pemkot Bekasi Capai Realisasi Investasi PMA dan PMDN Rp 8 Triliun
Akibat Kebiasaan Anak, Malaikat Pemberi Rezeki Enggan Masuk Rumah, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat