“Hal ini juga menunjukkan bahwa InaBUOY SUN berfungsi dengan baik seperti halnya InaBUOY Malang yang memberikan respon Ketika terjadi gempa di Malang,” tandas IIyas.
Ke depan, Ilyas menanbahkan, BPPT akan terus berupaya meningkatkan kerjasama, bukan hanya dengan stakeholder lembaga pemerintah namun juga dengan asosiasi seperti perhimpunan nelayan Indonesia dan juga masyarakat yang aktivitasnya di laut untuk dapat membantu melindungi InaBUOY ini. "Karena meskipun sudah proven, namun jika masyarakat tidak menganggap itu bagian dari lingkungan yang harus dilindungi, alat deteksi tsunami tidak akan berfungsi dengan baik,” terang IIyas.
Langkah selanjutnya, kata Ilyas, BPPT terus melakukan sosialisasi kepada Pemda, Kementerian/Lembaga terkait dan masyarakat yang melakukan kegiatan di laut. Sosialisasi akan dilakuan secara nasional, karena InaBUOY akan dipasang di seluruh Indonesia. BPPT bekerjasama dengan Jamstec Jepang mengembangkan teknologi deteksi tsunami dengan kabel bawah laut (cable based tsunameter/CBT). Dengan kabel bawah laut, diungkapkan Ilyas akan mempercepat distribusi data ke InaTOC, sehingga membuat peringatan lebih cepat sampai ke darat.
“InaCBT akan dipasang di Rokatenda dan Labuan Bajo pada tahun 2021 ini," tandasnya.
Untuk menyebarkan informasi InaTEWS kepada masyarakat, BPPT telah membangun pusat observasi tsunami Indonesia (InaTOC) melalui website http://www.inatoc.id/, selain itu BPPT juga telah mengembangkan sistem integrasi informasi kebencanaan dengan nama INDI (Indonesian Network for Detection Information).
Di dalam sistem INDI telah terintegrasi berbagai data kebencanaan dan data pendukung lainnya. Masyarakat dapat langsung mengakses informasi yang ada di sistem INDI melalui website dan ikut memantau kondisi kebencanaan di Indonesia. Website INDI dapat diakses di http://indi.bppt.go.id.