nasional

BMKG Sejak Oktober 2020 Prediksikan Puncak Musim Hujan Akan Terjadi Januari dan Februari 2021

Selasa, 12 Januari 2021 | 22:22 WIB
BMKG Sejak Oktober 2020 Prediksikan Puncak Musim Hujan Akan Terjadi Januari dan Februari 2021



Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan. 





Sebagai upaya mitigasi, BMKG juga menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari kedepan,  agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang. 





Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir adalah sebagian besar Aceh, Sumatera Utara bagian timur laut, Kepulauan Riau, Solok Seatan - Sumatera Barat, Bungo -Jambi, OKU Sumatera Barat, Bangka-Belitung, Lampung bagian timur dan selatan, Banten bagian utara dan tengah, Jawa Barat bagian barat, tengah dan timur, Jawa Tengah bagian tengah dan barat timur serta wilayah pesisir utara, sebagian DIY, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda serta Madura, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, dan Papua bagian barat dan tengah juga diprediksikan berpotensi banjir. Banjir kategori tinggi dapat berpotensi terjadi di Kab. Dogiyai, Nabire dan Kab. Paniai, Provinsi Papua.









Selain itu, masyarakat dan pengelola pelayaran juga diminta untuk terus memonitor informasi BMKG, guna selalu mewaspadai Peringatan Dini Gelombang Tinggi khususnya pada tanggal 12-14 Januari 2021.





Diprediksikan tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Pulau Sabang, perairan Pulau Enggano - Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa, perairan timur Kep. Bintan-Kep. Lingga, perairan Kep. Talaud, Perairan utara P. Bangka, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.





Sementara gelombang dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang. Sedangkan tinggi gelombang lebih dari 6,0 meter (extrem sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.





Untuk cuaca penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.





Potensi pembentukan awan CB tersebut terutama di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Samudera Hindia Selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua.

Halaman:

Tags

Terkini