SATUARAH.CO - Seluruh elemen anak bangsa berkewajiban meneguhkan dan menegaskan kembali pentingnya Kawal Konstitusi demi penyelamatan bangsa dari ancaman disintegrasi bangsa.
Tagline ini mendesak untuk disebarluaskan kepada seluruh anak bangsa di tengah memanasnya suhu politik menjelang Pemilu 2024 yang berpotensi terjadinya polarisasi yang diwarnai oleh politik identitas berbasis sektarian dan intoleran.
Pernyataan ini mengemuka dalam acara bedah buku "Negara Gotong Royong" yang ditulis oleh RD Mahendra Uttunggadewa di Universitas Raden Rahmat (Unira) Malang, Selasa (12/7/22).
Baca Juga: Jaga Kelestarian Ekosistem, Ini yang Dilakukan Kajati DKI Jakarta
Acara bedah buku dan diskusi ini diselenggarakan oleh UKM Pengawal Ideologi Bangsa Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang.
UKM Pengawal Ideologi Bangsa Unira hingga saat ini merupakan satu-satunya UKM dengan misi mengawal ideologi bangsa di Malang Raya.
Menurut Mahendra, Pancasila merupakan falsafah dasar perikehidupan bertanah air, berbangsa, dan bernegara. Bahkan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Soekarno menawarkan Pancasila kepada dunia sebagai solusi untuk mengatasi konflik yang terjadi antara Blok Pakta Warsawa dan Blok NATO.
Baca Juga: Ancam Kemerdekaan Pers, Dewan Pers dan Konstituennya Kritisi RUU KUHP
Terlebih, situasi geopolitik internasional saat ini diwarnai dengan munculnya kembali rivalitas antara Rusia dan NATO berakibat terjadinya perang Rusia vs Ukraina.
"Ini berdampak pada tingginya inflasi yang menyebabkan munculnya krisis ekonomi secara global dimana 40 negara terancam sebagai negara gagal, fail state, " ujar Mahendra.
Bukan tidak mungkin, sebut Mahendra, krisis ekonomi global akan memicu krisis ekonomi di Indonesia seperti halnya yang terjadi pada tahun 1965 dan 1998. Potensi chaos semakin menjadi keniscayaan dengan maraknya kelompok radikalisme, intoleran dan fundamentalisme sektarian yang saat ini tumbuh subur merusak fundamen perikehidupan bertanah air, berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila.
Baca Juga: Terkait Kandidat Pengganti Wakil Ketua KPK, Presiden Jokowi Bilang Masih dalam Proses
Di bagian lain, Mahendra mengungkapkan, konsepsi Negara Gotong Royong lahir sebagai upaya upaya "pelunasan utang sejarah".
Ketika ia terlibat sebagai salah seorang tokoh kunci aktivis 98, Mahendra tidak menyangka Indonesia akan menjadi seperti sekarang ini yang dikuasai oleh oligarki. Dalam kekecewaan itu, di tahun 2008, buku ini dilahirkan.