nasional

Puslitbang Kemenag RI Bareng IAIN Cirebon Gelar Dialog Budaya Keagamaan

Selasa, 28 September 2021 | 12:38 WIB
(Nurudin)

SATUARAH.CO - Moderasi beragama menjadi tema besar Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam mempersatukan umat di Indonesia. Khazanah keagamaan ini, dipandang memberikan kontribusi bagi penguatan nilai-nilai moderasi beragama.

Dalam penguatan tersebut, Balitbang Kemenag RI bersama IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar Dialog Budaya Keagamaan selama tiga hari, Sabtu hingga Senin (25-27/9/21) dan dibuka langsung Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, di salah satu hotel di Cirebon.

Prof. Dr. M. Arskal Salim, GP, MA dan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta M.Ag memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Sudut pandang keduanya pada potret terkini dalam kehidupan beragama, terutama menyangkut pemahaman keagamaan yang beragam, sehingga perlunya mempersiapkan diri dan merevitalisasi pemahaman tentang sikap moderasi beragama.

Baca Juga: Berprestasi di Poros Jati, Mahasiswa KPI IAIN Cirebon Diganjar Piagam Penghargaan

Menurut Arskal, beberapa upaya penguatan moderasi beragama sudah dilakukan Kemenag melalui berbagai macam kajian dan riset tangan dan penerbitan dan disosialisasikan di berbagai daerah di Indonesia.

Sedangkan menurut Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Sumanta, M.Ag, Cirebon merupakan kota dengan mata rantai historis yang menarik, terutama dari sisi sosiokultural keagamaan.

Baca Juga: Ratusan Warga Kampung Tanah Baru Bulak Tarumajaya Geruduk Pemkab Bekasi

Selain itu, Cirebon juga menjadi bagian penting dari proses panjang sejarah Islam di Indonesia. Hal tersebut pada gilirannya menjadikan Cirebon sebagai salah satu pusat penyebaran Islam sekaligus Pusat budaya di Jawa Barat.

Demikian juga IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai lembaga perguruan tinggi negeri yang ada di Cirebon berupaya maksimal untuk dapat menginternalisasi nilai-nilai Luhur tari budaya Cirebon ke dalam lembaga perguruan tinggi. Selain itu, dalam transformasi kelembagaan dari IAIN menjadi universitas berbasis, juga mengarusutamakan konsep moderasi.

Didin Nururosidin MA PHd, Panitia Penyelenggara Dialog Budaya Keagamaan, juga Wakil Direktur Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyatakan, dialog budaya keagamaan ini dilatarbelakangi fakta bahwa kita itu masyarakat yang heterogen dan secara budaya multikultur dan kita juga memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa, maka kita perlu mengangkat hal-hal yang demikian.

"Kita dihadapkan dengan fakta bahwa masih banyak persoalan-persoalan yang keterkaitan dengan budaya, keterkaitan dengan agama, hubungan agama dan budaya, kemudian masih banyak kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama untuk tindakan-tindakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama," ujar Didin.

Untuk itu, pihaknya mencoba flashback ke belakang bagaimana agama dikembangkan di tanah air dan salah satu yang memiliki peran yang disebut moderasi beragama adalah para kesultanan-kesultanan.

"Jadi dialog ini mencoba menggali itu, menggali peran kontribusi kesultanan-kesultanan yang sudah berada berabad-abad di Indonesia itu terangkan sikap-sikap moderasi beragama. Jadi apa yang kita nikmati saat ini dengan masyarakat yang multikultur, masyarakat yang toleran, masyarakat yang bisa menghormati satu sama lain, itu tidak bisa lepas dari peran kesultanan di masa lalu, apalagi Cirebon," katanya.

Kenapa Cirebon ini menjadi penting, karena Cirebon di masa lalu, karena Cirebon memiliki kerajaan Islam dengan karakter yang khas dalam mengembangkan moderasi beragama. Kita tahu bahwa Bagaimana sultan-sultan di masa lalu mampu bisa mengombinasikan unsur budaya dengan unsur agama dengan sangat cantik, cerdas, dan luar biasa.

Halaman:

Tags

Terkini