nasional

Presiden RI Apresiasi Tinggi Pelaksanaan OMC, Dinilai Tekan Secara Signifikan Jumlah Titik Panas

Selasa, 5 Agustus 2025 | 15:48 WIB

"Ini capaian yang sangat positif dan harus dijaga konsistensinya. Bukti bahwa pendekatan ilmiah memberikan dampak nyata di lapangan,” tegasnya.

Baca Juga: Hari Koperasi ke 78, Wali Kota Bekasi Ajak Warga Perkuat Semangat Berkoperasi

Keberhasilan OMC saat ini, lanjutnya, tak lepas dari langkah antisipatif yang telah disiapkan BMKG sejak awal. Sejak musim hujan di bulan April, BMKG telah melakukan analisis dan prediksi musim kemarau serta potensi karhutla.

Hasil prediksi tersebut secara rutin dilaporkan kepada Presiden, dengan tembusan kepada kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah yang wilayahnya diprediksi rawan karhutla.

"Prediksi ini terus diperbarui secara berkala—bulanan, 10 harian, bahkan mingguan—melalui analisis tingkat kemudahan lahan terbakar berdasarkan kondisi cuaca, iklim, dan parameter permukaan lahan,” tandas Dwikorita.

Berkat kesiapan data dan sistem prediksi tersebut, pelaksanaan OMC saat ini mampu mencapai tingkat akurasi antara 80 hingga 95 persen.

Koordinasi lintas sektor pun, tambah Dwikorita, dilakukan secara cepat, baik secara digital maupun melalui kerja lapangan bersama Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah setempat.

Baca Juga: Ketua PWI Bekasi Raya: Wartawan Harus Melek Logika, Waspadai Kesalahan Berpikir Logis Sampaikan Informasi

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) sendiri telah menetapkan status Siaga Darurat sejak 5 Juni 2025 dan memimpin langsung apel siaga Karhutla.

Langkah ini menunjukkan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurrofiq menyampaikan bahwa pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2020 terus diperkuat, termasuk evaluasi terhadap efektivitas penanggulangan Karhutla berbasis teknologi.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif jajaran daerah dan aparat keamanan dalam mendeteksi serta menindak pelaku pembakaran lahan.

BMKG telah mengidentifikasi potensi asap lintas batas, dan itu harus menjadi perhatian serius. Keterlibatan Pangdam, Kapolda, Lanud, hingga Lanal menjadi kunci penting dalam respons dini.

Baca Juga: Brimob Polda Metro Jaya Gelar Aksi Pembagian 5.000 Bendera Merah Putih kepada Warga

Kepala BNPB Suharyanto mengingatkan bahwa dinamika hotspot sangat fluktuatif. Meski sempat menurun berkat OMC, jumlah titik panas kembali meningkat akibat pembakaran lahan secara sengaja.

Halaman:

Tags

Terkini