Menurutnya, sejak awal tahun 2025 hingga pertengahan Juni ini, telah terjadi lebih dari 1.700 kejadian bencana di Indonesia.
Maka dari itu, lanjut Suharyanto, kehadiran fasilitas ini bukan hanya relevan, tetapi sangat mendesak untuk menjawab dinamika kebencanaan nasional.
Apresiasi mendalam juga datang dari Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, yang menyatakan komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk bersinergi erat dengan BMKG demi memperkuat kesiapsiagaan daerah.
Baca Juga: Luruskan Fakta, Ketum PWI Zulmansyah Sekedang Usul Percepat Kongres
"Kami berharap kehadiran BMKG dan sistem peringatan dini ini benar-benar memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Bali. Pemerintah Provinsi bersama kabupaten/kota akan terus menjaga koordinasi agar informasi real-time dari BMKG dapat segera ditindaklanjuti,” tandasnya.
BMKG meyakini bahwa peresmian ini bukanlah akhir dari sebuah proyek konstruksi, melainkan awal dari transformasi besar sistem mitigasi bencana di Indonesia. Komitmen untuk membangun ketangguhan nasional akan terus diperkuat dengan pendekatan yang ilmiah, kolaboratif, dan responsif.
"Mari kita jadikan peresmian ini sebagai awal dari era baru mitigasi bencana yang lebih modern, tangguh, dan berbasis ilmu pengetahuan,” imbuh Dwikorita. √