SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus mendorong peran ilmu kebumian dan perempuan dalam mitigasi bencana melalui partisipasi aktif dalam acara “Mengenal Lebih Dekat Para Profesor Perempuan di Bidang Geologi di Indonesia”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) bersama Badan Geologi Kementerian ESDM, dalam rangka memperingati HUT ke 65 IAGI, Hari Ahli Geologi Sedunia, dan Hari Kartini 2025, Minggu (20/4/25).
Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati yang hadir sebagai narasumber dalam sesi bertajuk Profesi Bidang Kebencanaan Geologi, menekankan bahwa penguatan mitigasi bencana tidak dapat berdiri pada satu rumpun keilmuan saja, melainkan harus dikembangkan melalui sinergi berbagai disiplin ilmu, termasuk geologi, meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, BMKG Gelar Upacara Bendera
"Pemahaman geologi sangat penting dalam membentuk mental ilmiah dan ketangguhan di lapangan. Ketika saya dulu terjun ke desa-desa rawan longsor, saya menyaksikan sendiri dampaknya secara langsung. Dari sanalah tumbuh kesadaran bahwa ilmu harus diterapkan demi keselamatan masyarakat,” kata Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Senin (21/4/25).
Geologi memberikan fondasi berpikir sistematis dan kemampuan membaca dinamika bumi yang sangat relevan dalam kerja-kerja meteorologi dan geofisika.
Perspektif ini menjadi penguat dalam mendorong pengembangan sistem informasi MKG dan peringatan dini yang semakin terintegrasi.
“BMKG kini bergerak ke arah penguatan sains berbasis multidisiplin. Sejak 2022, kami mencanangkan target mencetak 500 doktor hingga tahun 2030. Ini bukan sekadar peningkatan kapasitas internal, tapi langkah strategis untuk membangun jaringan keilmuan kebencanaan yang lebih solid,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi dan data kelautan juga menjadi elemen penting dalam sistem mitigasi yang komprehensif, termasuk untuk deteksi dan peringatan dini tsunami maupun gempa bumi bawah laut.
Baca Juga: Bareskrim Polri Dalami Gangguan Sistem Bank DKI
Menurutnya, perluasan kolaborasi dengan sektor geologi dan institusi riset akan menciptakan solusi yang berbasis data ilmiah.
"Minggu ini kami akan berpartisipasi dalam Brave New Ocean Conference, membahas pemanfaatan teknologi laut untuk survei dan sistem peringatan dini. Saya melihat banyak potensi kerja sama dengan Badan Geologi, perguruan tinggi, dan lembaga riset lainnya. Jika sinergi ini dikuatkan, saya yakin akan membawa manfaat besar bagi keselamatan bangsa," tegas Dwikorita.
Melalui partisipasi ini, BMKG terus mendorong penguatan kolaborasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan peran sosok perempuan dalam membangun sistem mitigasi bencana yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. √