SATUARAH.CO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengikuti rapat koordinasi (Rakor) bencana hidrometeorologi yang diadakan di Sulawesi Selatan, Kamis (2/1/25).
Rapat tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai instansi terkait dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya yang dipicu oleh cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
Dalam paparannya, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, saat ini Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan sedang menghadapi sejumlah fenomena cuaca yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Baca Juga: Pemprov Jabar Raih Indeks SPBE 4,73, Predikat 'Memuaskan'
Di antaranya adalah musim hujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari dan Februari.
“Kami minta semua pihak tetap waspada, terutama menghadapi potensi hujan lebat dan banjir yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem,” kata Dwikorita Karnawati.
Fenomena yang tengah terjadi, menurut BMKG, meliputi pengaruh monsun Asia yang membawa angin dan uap air, serta fenomena gelombang ekuator yang berpotensi memperburuk kondisi cuaca di Sulawesi Selatan.
Suhu perairan yang semakin menghangat juga memperburuk pembentukan awan hujan, berisiko menyebabkan curah hujan yang sangat tinggi, khususnya di wilayah seperti Makassar, Bone, dan sekitarnya.
Baca Juga: Pernyataan Kapolsek Babelan Terkait BB Obat Keras Tipe G di Kampung Blendung Bikin Warga Kecewa
"Selain itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat terkait dengan potensi gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan yang dapat membahayakan nelayan. Gelombang bisa mencapai satu setengah meter, terutama di Selat Makassar dan perairan sekitar Pulau Selayar. Kami harap para nelayan mempersiapkan diri dan menghindari kegiatan di laut saat kondisi buruk,” ungkap Dwikorita Karnawati.
Selama Rakor yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Pratikno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Sulawesi Selatan, DPRD, TNI, Polri, dan instansi lainnya, dibahas langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana hidrometeorologi.
Salah satu langkah yang disarankan adalah penggunaan aplikasi BMKG untuk memperoleh informasi cuaca harian yang lebih tepat dan akurat.
"BMKG juga mengingatkan pentingnya upaya mitigasi, seperti peringatan dini terkait cuaca ekstrem, serta penanggulangan banjir dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah dengan potensi tinggi. Sejumlah daerah seperti Makassar, Maros, dan Bone telah dimasukkan dalam kategori siaga, di mana curah hujan diperkirakan mencapai 100 mm dalam satu hari, yang berpotensi menyebabkan banjir," tandasnya.
Baca Juga: Total 14 Triliun, Prabowo Bakal Hapus Utang Sekitar 1 Juta Pelaku UMKM