nasional

Terima Kunker Komisi III DPRD Sulut, BMKG Sampaikan Informasi Sistem Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

Jumat, 28 Juni 2024 | 07:38 WIB

SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan kerja (Kunker) Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Dalam kesempatan tersebut, BMKG menyampaikan informasi sistem peringatan dini cuaca ekstrem, potensi gempabumi dan tsunami, dan sistem peringatan dini iklim di Sulut.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, BMKG merupakan lembaga yang memberikan layanan multisektor untuk menjaga keselamatan masyarakat dan mendukung keberhasilan pembangunan nasional.

"Untuk itu BMKG menyajikan berbagai informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Seluruh informasi tersebut bisa diakses melalui aplikasi InfoBMKG dan terbuka bagi masyarakat serta stakeholder terkait," kata Guswanto di Gedung Pusat BMKG, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/24).

Sementars itu, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengungkapkan, sistem peringatan dini cuaca ekstrem di Provinsi Sulut, observasi dan penginderaan jauh pendukung sistem peringatan dini di Sulut yaitu Automated Weather System (AWS) atau Automated RainGauge (ARG), citra satelit cuaca, taman alat meteorologi di Manado, AWOS di Bandara Sam Ratulangi, dan Radar Cuaca di Manado.

Lebih lanjut, Guswanto mengungkapkan sistem peringatan dini cuaca publik dapat diakses melalui SIDARMA-NOWCAST, Sistem Peringatan Dini Cuaca Maritim melalui INA-WIS, dan Sistem Peringatan Dini Cuaca Penerbangan melalui INA-SIAM. Informasi ini terbuka, realtime, dan bisa digunakan oleh masyarakat kapanpun," tandas Guswanto.

Baca Juga: Hadiri Pembukaan Rakernis Ditlantas, Ini Kata Kapolda Metro Jaya

Seluruh layanan ini merupakan cara BMKG dalam memitigasi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya.

"Bencananya seperti kekeringan, banjir, badai, topan, tornado, angin putting beliung, hujan es, gelombang laut ekstrem, kebakaran hutan, longsor, dan suhu udara ekstrem," ungkapnya

Plt Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Marzuki menjelaskan tentang layanan informasi iklim untuk sektor terdampak perubahan iklim dan berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia seperti pertanian, kesehatan, kebencanaan, sumber daya air, energi, pariwisata, infrastruktur, kualitas udara, kehutanan, dan asuransi.

"Seluruhnya terintegrasi di dalam Climate Early Warning System (CEWS) dalam mengeluarkan peringatan dini iklim serta menjadi etalase semua produk informasi iklim kualitas udara, ruang cepat tanggap klimatologi," tandas Marzuki.

Di sisi lain, berdasarkan hasil observasi dan monitoring BMKG, wilayah Sulut menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kerentanan terhadap bencana gempabumi.

Hal ini karena Sulut berada di zona subduksi dobel di Laut Maluku dan Sulawesi Utara. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan di daratan Sulut juga terdapat sumber gempa potensial karena adanya sesar atau patahan Manado, Amurang, Bolmong, dan Gorontalo.

"Di darat dan laut wilayah Sulut itu rawan terhadap gempabumi dan adanya potensi gempabumi di zona megathrust. Aktivititas gempabumi di sulut tampak cukup tinggi akibat aktivitas subduksi Lempeng Sangihe dan Lempeng Sulawesi utara," imbuh Daryono.

Lebih lanjut kata dia, sejarah gempabumi kuat di Sulut selain menimbulkan kerusakan bangunan di antaranya juga memicu terjadinya tsunami. Di Sulawesi telah terjadi lebih dari 45 kali gempa merusak dan lebih dari 24 kali tsunami.

Halaman:

Tags

Terkini