Seluruh wilayah pesisir pantai Sulut termasuk Bitung merupakan daerah rawan tsunami.
Berdasarkan data tersebut, BMKG bergerak melakukan mitigasi salah satunya dengan mendirikan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).
Pun, peralatan operasional penunjang bencana gempabumi di Sulut saat ini adalah pemasangan Seismograph di 12 lokasi, Accelerograph di 18 lokasi, Intensitymeter di 15 lokasi, Lightning detector di 2 lokasi, Sirine tsunami di 2 lokasi, dan WRS NG di 22 lokasi.
Di hadapan Komisi III DPRD Sulut, Daryono menjelaskan BMKG memberikan perhatian bagaimana masyarakat Sulut bisa selamat dari bencana alam gempabumi dan tsunami. Caranya adalah dengan menggelar Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Bitung pada 2019, Likupang 2021, Minahasa Tenggara 2022, Bolmut 2023, dan Minahasa 2024.
"Wujudkan mitigasi tsunami agar kita selamat yaitu membuat peta bahaya, peta evakuasi, sosialisasi dan edukasi, struktur bangunan tahan tsunami, peringatan dini, moda diseminasi, rambu evakuasi, hutan pantai, dan evakuasi mandiri," pungkasnya.
Ketua Komisi III DPRD Sulut Berty Kapojos menyambut baik kunjungan ini. Menurutnya informasi mengenai potensi ancaman bencana alam di Sulut harus dipahami oleh seluruh pihak termasuk masyarakat Sulut.
Oleh karenanya, dalam kunjungan ini, Komisi III ingin mengetahui tools tentang layanan BMKG.
"Sehingga dalam kunjungan ke masyarakat bukan hanya sekadar saat ada bencana saja tetapi early warning-nya. Jadi ada edukasi yang cepat di masyarakat," tutupnya. √