SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempertegas komitmen negara dalam melindungi masyarakat dari ancaman gempabumi dan tsunami melalui penyelenggaraan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) 2025 di Balai Besar MKG Wilayah I Medan.
Mengusung tema “10 Tahun SLG: Membangun Budaya Sadar, Siaga, dan Selamat dalam Menghadapi Gempabumi dan Tsunami,” kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat edukasi kebencanaan bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
Dalam sambutannya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menyampaikan bahwa Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi dan risiko kegempaan karena letaknya yang berada di dekat zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia, serta keberadaan sesar aktif seperti Sesar Sumatra.
Berbagai peristiwa gempabumi besar pernah terjadi di wilayah ini, termasuk gempabumi dan tsunami 26 Desember 2004 di Aceh, getarannya juga turut dirasakan hingga Kota Medan.
“Meskipun tidak berada tepat di garis sesar, Kota Medan tetap rentan terhadap dampak guncangan. Intensitas getaran dapat memengaruhi infrastruktur, terutama bangunan yang tidak tahan gempa,” kata Faisal, saat keterangan, Sabtu (22/11/25).
Karena itu, menurutnya, SLG menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi secara berkelanjutan.
BMKG juga terus memperkuat edukasi kebencanaan melalui program lain seperti Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), dan BMKG Goes To School.
“Program-program tersebut bertujuan untuk membentuk kesadaran, kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan kapasitas demi mewujudkan masyarakat siaga dan tangguh,” ujarnya.
Faisal juga menegaskan peran strategis Balai Besar MKG dan seluruh UPT BMKG di daerah sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan edukasi kebencanaan.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik itu Komisi V DPR RI, pemerintah daerah, media, hingga sektor swasta, untuk bersama-sama memperkuat kapasitas mitigasi dan patuh pada informasi peringatan dini BMKG.
Baca Juga: AMPL Ajak Tanam Pohon di Kaki Gunung Sampah Bantargebang, Begini Menurut Anggota DPRD Kota Bekasi
"Semoga para peserta SLG dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik dan dapat berkontribusi dalam mewujudkan Masyarakat Siaga Gempa bumi di Kota Medan,” tandas Faisal
Sementara itu, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menyampaikan bahwa model SLG terus berkembang sejak pertama digelar pada 2015. Pembaruan kurikulum, materi, dan metode pembelajaran dilakukan agar peserta semakin mudah memahami langkah penyelamatan diri.
"SLG adalah kebutuhan mendasar dalam meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi bencana. Harapannya, kegiatan ini dapat terselenggara rutin dan merata di seluruh wilayah Indonesia,” imbuh Hendro.