Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Tokoh Bangsa: Merajut Kebersamaan, Wujudkan Merdeka dari Kemiskinan

photo author
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:51 WIB

Ia sampaikan, kata kuncinya dari kata ‘Merdeka’ itu sendiri yang berasal dari Bahasa Sansekerta: Maharddhika, yang bermakna mulia, kaya/makmur, terdidik, tercerahkan, juga berkuasa.

Maharddhika tidak sekedar bebas dari secara politik, tapi merdeka dalam pikiran dan perasaan. Pendidikan dianggap sarana untuk merdeka dari ketergantungan serta kemiskinan.

“Bagaimana kita mencari pengembangan-pengembangan itu? Ada Negatif Liberty: Merdeka dari hal buruk. Ada Positif Liberty: Merdeka untuk tujuan apa? Tidak akan keluar dari kemiskinan jika bangsanya tidak terdidik. Sepertinya ini yang belum berhasil. Etos itu penting. Kita lihat Palestina meski dihantam habis tapi ada hingga saat ini karena etos dan faith, tapi Soviet, sebegitu raksasa, runtuh. Lalu kita perlu agen pemeran sebagai perubah. Indonesia ibarat masyarakat tua dalam negara baru, Kekuatan perubahan ada di elemen masyarakat daripada negara. Bahkan lembaga filantropi lebih penting dari negara, secara sejarah sosial, sebab sudah lebih dulu ada dari negara,” ungkap Yudi.

Kemudian sebagai aktivis, Bambang Widjojanto, dengan santai nan tegas memaparkan untuk perhatikan tiap narasinya, bahwa ini kemiskinan atau pemiskinan? Mengentaskan atau pengentasan? Kurangi atau habisi?

Ia juga menyampaikan bahwa data jumlah penduduk saja berbeda tiap surveynya. Padahal, satu data bisa menjadi kebijakan yang diambil.

Bansos itu sumber kerusakan, memperpanjang perbudakan, angkanya tidak jelas, di situ jadi sumber korupsi, bagaimana bisa mengatakan keadilan sosial?.

“Ada istilah ‘The parents of corruption, conflict of interest’. Kehancuran VOC mungkin bukan karena Indonesia hebat tapi ada konflik internal dari korupsi, yang menyebabkan kemiskinan lalu kehancuran. Dompet Dhuafa tanpa harus berkhidmat pada Pancasila, tapi sedang melaksanakan Pancasila. Mengerjakan tugas-tugas negara dengan mendirikan sekolah-sekolah dan menghadirkan rumah sehat,” tuturnya.

Menutup dialog tersebut, selain diskusi, Dompet Dhuafa juga meluncurkan dua buku terbaru: Catur Windu Dompet Dhuafa dan Senyum Nabi (DD Smiling Foundation), yang merangkum perjalanan kiprah lembaga dalam membangun kemandirian umat.

Baca Juga: Wali Kota Cirebon Apresiasi Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Inflasi dan Pengembangan UMKM

Perhelatan ini menjadi ruang silaturahmi dan kolaborasi gagasan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan.

Dialog ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube DDTV dan Instagram @dompetdhuafaorg, sehingga publik luas dapat ikut serta dalam semarak kemerdekaan tahun ini.

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan lebih tiga dekade (32 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.

Dompet Dhuafa juga menerapkan tata kelola sesuai prinsip GCG (transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran) dan memastikan organisasi berjalan sesuai regulasi, kepatuhan syariah dan ketentuan-ketentuan lainnya. √

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X