BMKG: Pengembangan Teknologi Deteksi Dini Tsunami Gnakan Kabel Laut Optik

photo author
- Jumat, 30 Mei 2025 | 19:55 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Telkom Indonesia dalam mengembangkan sistem peringatan dini gempa megathrust.


Inisiatif ini dinilai sebagai langkah positif dalam mendukung upaya penguatan sistem peringatan dini tsunami nasional yang dioperasikan dan disebarluaskan oleh BMKG.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pengembangan teknologi Deteksi Dini Tsunami menggunakan kabel laut optik seperti yang akan dilakukan oleh UGM dan Telkom, sangat cocok bagi Indonesia di mana kabel laut optik sudah sangat banyak digelar dan menjadi back bone pertukaran data dan informasi antar pulau.

Baca Juga: Kapolrestro Jakarta Utara Tinjau Ibadah Kenaikan Isa Almasih di Gereja Kim Tae-gon

Sehingga jika kabel laut optik ini dapat digunakan untuk mendeteksi Tsunami, maka akan dapat meratakan distribusi sensor ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk ke wilayah laut yang saat ini masih jarang terdapat sensor.

"Setiap upaya untuk memperkuat mitigasi bencana, khususnya melalui inovasi teknologi, sangat kami hargai. Kerja sama antara kampus dan industri seperti UGM dan Telkom adalah bagian penting dari ekosistem kolaboratif yang kita butuhkan dalam menghadapi ancaman gempa megathrust dan tsunami,” kata Dwikorita, Jumat (30/5/25).

Dwikorita mengungkapkan, BMKG sebagai lembaga resmi negara yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009, bertanggung jawab penuh sebagai “single authoritative agency” yang berwenang untuk mengoperasikan dan menyebarkan informasi Peringatan Dini Tsunami.

Perlunya suatu otoritas tunggal ini, kata dia, karena untuk menghindari kebingungan dan kekacauan publik dalam meresponse lanjut Peringatan Dini, apabila Peringatan tersebut disampaikan oleh banyak lembaga yang berbeda-beda.

Baca Juga: Ini Tanggapan Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat Soal Kepengurusan PWI Bekasi Raya

Terutama berita adanya Tsunami ini akan berpotensi untuk menginisiasi adanya evakuasi massal dan penghentian proses produksi di industri yang mengakibatkan konsekuensi finansial sangat besar.

Bahwa BMKG secara terbuka mendorong lembaga riset, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk terus berinovasi. Namun, ia menekankan bahwa setiap teknologi yang dikembangkan dan akan digunakan dalam sistem peringatan dini nasional (InaTEWS) harus terlebih dahulu melalui tahapan uji kelayakan dan kesesuaian standar nasional, guna memastikan akurasi dan keandalan operasional.

"Sistem peringatan dini tsunami bukan sekadar persoalan teknologi, tetapi soal kecepatan, ketepatan, koordinasi antar lembaga dan akurasi informasi yang berdampak langsung pada keselamatan jutaan jiwa dan kerugian finansial yang sangat besar pada kegiatan ekonomi," tandas Dwikorita.

Oleh karena itu, integrasi teknologi ke dalam sistem InaTEWS harus memenuhi standar yang ketat dan dapat diuji dalam kondisi darurat nyata. Kesiapan BMKG untuk memfasilitasi proses uji coba, validasi, dan integrasi teknologi hasil kolaborasi UGM dan Telkom, serta pihak lain dengan sistem yang sudah berjalan di BMKG.

Baca Juga: Satgas Ops Damai Cartenz 2025 Berbagi Kasih, Bagikan Pakaian untuk Anak-anak di Puncak Jaya

Hal ini demi terciptanya sistem peringatan dini yang makin adaptif dan berdaya lindung tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X