Akibat Fenomena El Nino, Indonesia Memiliki Sejarah Kekeringan dan Kelangkaan Air

photo author
- Minggu, 26 Mei 2024 | 22:46 WIB

SATUARAH.CO - Akibat fenomena El Nino, Indonesia memiliki sejarah kekeringan dan kelangkaan air pada tahun 1997, 2025, dan 2019.

"Kekeringan ini bukan hanya berdampak pada sektor pertanian tetapi juga kesehatan dan kualitas udara," kata Deputi Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan saat acara SE48: The Many Faces of Drought: Monitoring Socieatal Impacts and Building Resillence di BICC, Nusa Dua, Jumat (24/5/24).

Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan, pendorong kekeringan utama adalah kondisi ENSO yang positif sehingga menyebabkan kondisi kering apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino).

Baca Juga: BMKG: Di Akhir Pekan, Wilayah Jakarta Cerah Berawan

"Kekeringan di Indonesia bersifat musiman dan dipengaruhi oleh musim kemarau Australia," kata Ardhasena dalam keterangannya, Minggu (26/5/24).

Lebih lanjut dikatakan, BMKG memiliki beberapa produk untuk memprediksi kekeringan sehingga dapat dijadikan informasi dan acuan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat terdampak.

Pertama, produk hari tanpa hujan, di mana daerah tanpa curah hujan selama 1-2 bulan; kedua, monitoring curah hujan dan karakteristiknya;

Ketiga, indeks kekeringan komposit atau menggabungkan kondisi yang ada dengan prediksi untuk memberikan peringatan dini kekeringan;

Baca Juga: Berkeliling Malioboro, Presiden Jokowi Ajak Dua Cucunya Naik Andong

Keempat, informasi terkait kekeringan yakni ketersedian air, indeks kekeringan berbasis satelit, dan prediksi probabilitas kekeringan.

"Untuk menanggulangi dampak kekeringan, BMKG turut bekerja sama dengan stakeholder terkait seperti sektor pertanian dengan memberikan prediksi kekeirngan dan informasi agromatologi, sektor kehutanan dengan memberikan prediksi kebakaran hutan dan lahan dan mencegah deforestasi, dan sektor kesehatan dengan memberikan informasi kualitas udara dan peringatan polusi udara," ujarnya.

Baca Juga: Hadiri Pelantikan 561 PPS Bersama Forkopimda, Ini Harapan Pj Bupati Bekasi

Ardhasena mengungkapkan, BMKG terus berupaya untuk meningkatkan prediksi kekeringan dan menyesuaikan informasi kekeringan dengan dampaknya.

BMKG juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan kekeringan. Melihat peluang penting untuk menyesuaikan informasi kekeringan dengan dampaknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X