Wujudkan Cita-Cita Laut yang Aman, Dwikorita Tawarkan Kesenjangan yang Cukup Lebar Antar Negara

photo author
- Selasa, 16 April 2024 | 21:19 WIB
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

SATUARAH.CO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, terdapat kesenjangan yang cukup lebar antar negara dalam mewujudkan cita-cita laut yang aman untuk seluruh dunia.

Kesenjangan tersebut terbagi dalam dua yaitu teknis dan non teknis, namun saling berhubungan dan berkaitan erat.

Hal tersebut disampaikan Dwikorita saat menjadi Pembicara Kunci pada Sesi 3 Plenary, Safe and Predicted Ocean dalam UN Ocean Decade Conference di Barcelona, Spanyol baru-baru ini.

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita memaparkan presentasinya di depan perwakilan negara-negara dunia berjudul Gaps and Strategies For Safe and Predicted OCEAN.

Baca Juga: Pasca Libur Lebaran, Pangdam III Siliwangi Gelar Apel Bersama dan Halal Bihalal

"Kesenjangan ini harus kita persempit. Ini pekerjaan rumah seluruh negara-negara di dunia," kata Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Selasa (16/4/24).

Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kesenjangan yang dimaksud yaitu pertama, dalam hal kerangka hukum dan mekanisme kelembagaan, di mana banyak negara yang gagal menerapkan pertukaran data antar lembaga ataupun antar negara, serta tidak adanya kerangka hukum untuk Multi-Hazard Early Warning Systems (MHEWS).

"Kesenjangan kedua, yaitu terkait prasarana pengamatan dan sistem pemantauan yang mana jaringan observasi yang dimiliki masih manual, serta terbatasnya anggaran untuk otomatisasi pemantauan dan transmisi data," ujarnya.

Kesenjangan ketiga, katanya, yaitu terkait prakiraan dan prediksi numerik yang belum dapat dilakukan karena keterbatasan kapasitas SDM dan ketersediaan sarana prasarterkaitsilusinya

Keempat, dalam hal peramalan berbasis dampak di mana banyak negara dalam prakiraan dan peringatan yang dikeluarkan tidak memiliki informasi mengenai potensi bahaya dan kerentanan wilayahnya.

Baca Juga: Dani Ramdan Sampaikan Dua Agenda Besar Kabupaten Bekasi Saat Halal Bihalal dengan Forkopimda

"Kemudian, kelima dalam hal pengamatan data yakni kurangnya data observasi khususnya di lautan. Dan terakhir, keenam yakni terkait layanan peringatan dan multi-hazard early warning systems dimana banyak negara yang tidak memiliki kapasitas yang mumpuni untuk memperkirakan bahaya kumulatif dan dampaknya yang berjenjang," ungkap Dwikorita Karnawati.

"Dari aspek non teknis, saya melihat perlunya untuk memastikan bahwa early warning dapat menyentuh dan dipahami hingga ke last mile. Bahwa terdapat sejumlah strategi yang dapat dilakukan untuk mempersempit jurang kesenjangan tersebut," tambahnya. 

Di antaranya yaitu dengan membangun aliansi jaringan dengan berbagai pihak mulai dari akademisi, lembaga penelitian, antar pemerintah, maupun kemitraan pemerintah dan swasta.
Strategi selanjutnya yaitu dengan memperkuat konteks lokal bagi komunitas di daerah terpencil, serta perlibatan sektor swasta untuk mempercepat tercapainya early warning system for all (EW4ALL) secara cepat, tepat, akurat, mudah dipahami dan diresponse, serta luas jangkauannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X