"Saat ini masyarakat mendapat himpitan ekonomi akibat pandemi COVID-19, sebarusnya menjadi perhatian PLN Batubara untuk segera membayarkan upah para pekerja, terlebih saat ini telah terjadi konflik antar pekerja yang di PHK," ungkap Ridwan.
"Kami mendesak PLN Batubara segera membayarkan hak pekerja, sesuai kontrak kerjanya, setelah pekerjaan selesai 80 persen sudah bisa dibayarkan upahnya," tqmbahnya.
Sedikitnya, ada empat tuntutan yang disampaikan massa aksi, pertama tindakan PLN Batubara mem-PHK 250 pekerja pembangunan jalan khusus Batu Bara sepanjang 133 km sebagai bentuk kesewenang-wenangan.
Kedua, mengutuk tindakan kesewenang-wenangan Dirut PLN Batubara dan PT MMJ yang tidak membayarkan upah tenaga kerja adalah perbuatan keji yang menciderai amanat Presiden Jokowi yakni "Pemimpin atau pejabat negara harus memiliki kepekaaan akan kondisi sosial masyarakat. Mengingat saat ini negara kita atau dunoa internasional lagi menghadapi musibah wabah virus corona".
Ketiga, mendesak Dirut PLN Batubara untuk segera memerintahkan anak perusahaannya yakni PT PLN Batubara Investasi, segera menyelesaikan permasalahan tersebut di atas dalam tempo sesingkat-singkatnya. Mengingat masyarakat dalam bulan ini menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru.
Keempat, menuntut segera mencopot atau memecat saudara Kemal Djamil sebagai Dirut PLN Batubara, dikarenakan tidak memiliki kemampuan kepemimpinan dan tidak cakap menjalankan visi misi Presiden Jokowi mengingat PLN Batubara adalah perusahaan negara yang berdaulat di bidang energi hulu yang sangat vital.
Sementara itu, aksi unjukrasa ini mengakibatkan arus lalu lintas di Jalan Buncit Raya dari arah Ragunan menuju Kuningan tersendat selama orasi berlangsung.
Unjukrasa tersebut mendapat pengawalan petugas dari Polsek Metro Pancoran dan anggota TNI. Untuk mengurai kemacetan petugas sempat mengarahkan kendaraan untuk masuk ke jalur TransJakarta.