SATUARAH.CO -:Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp 7.650 jadi Rp 10.000 per liter.
"Ini pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. Sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini subsidi akan alami penyesuaian," kata Jokowi, Sabtu (3/9), dalam Konferensi Pers Presiden Jokowi dan Menteri terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden.
Menanggapi hal tersebut, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengutuk keras kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Kasus Kematian Sertu Bayu, Jenderal Andika Perkasa Janji Selesaikan Secepatnya
"Kami sebagai PMII sangat menyayangkan kebijakan pemerintah tersebut. Kami mengutuk keras keputusan pemerintah yang tidak mempertimbangkan kondisi masyarakat," kata Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukri melalui keterangan tertulisnya, Minggu (4/9/22).
Selain itu, pria yang akrab disapa Abe juga mengatakan, PMII akan terus mengawal kebijakan ini hingga dicabut.
"Kami PMII meminta agar kebijakan pemerintah ini segera dicabut. Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh Pengurus Koordinator Cabang (PKC) dan Pengurus Cabang (PC) di seluruh Indonesia. Kami akan serempak turun aksi ke jalan di berbagai daerah. Kami tidak segan juga akan turun aksi di depan Istana dan mengerahkan 2.000 kader dari seluruh Indonesia," imbuh Abe.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Sekjen Organda: Ongkos Angkutan Umum Pasti Naik
Lulusan Magister Universitas Duisburg-Essen Jerman ini menyebutkan, jika pemerintah mau menaikkan harga BBM, harusnya diimbangi dengan upah buruh yang dan fasilitas publik yang memadai.
"Jika pemerintah membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lain, harusnya upah buruh, fasilitas kesehatan dan fasilitas publik juga harus diperbaiki terlebih dahulu. Sedangkan saat ini yang terjadi sangat berbanding terbalik," paparnya.
Abe meminta agar pemerintah tidak sembrono, setiap kebijakan yang mau diambil harus dengan pertimbangan yang matang.
Baca Juga: Ucapkan Kata tak Pantas ke Presiden, Mahasiswa UNG Diperiksa Polisi
"Pemerintah sebagai pihak yang memiliki fungsi state management harusnya setiap mau mengambil kebijakan berdasarkan pertimbangan yang matang. Kebijakan yang mau diambil harus dipikirkan secara holistik. Karena kebijakan menaikkan harga BBM ini akan berdampak dari hulu hingga hilir," pungkas pria kelahiran Cirebon tersebut.
Diketahui, sebagaimana pamflet yang tersebar, PMII akan menggelar aksi "Menolak Kenaikan BBM" di depan Istana Negara, Senin (5/9/22) mulai pukul 13.00 WIB. √
Artikel Terkait
Jadi Tamu Kehormatan Milad PSHT ke 100 Tahun, Ini Pesan Tri Adhianto
Ini Pesan Penting Luis Milla Jelang Persib Jamu Klub Raffi Ahmad di GBLA Bandung, Apa Saja!
Jika Menang Lawan Rans Nusantara FC, Persib Dapat Tiga Hadiah Sekaligus
Presiden Jokowi: Pemerintah Putuskan Pengalihan Subsidi BBM untuk Bantuan Tepat Sasaran
6 Hal Ini Bikin Lebih Menarik di Mata Lawan Jenis
Lanjutkan Safari Politik, Puan Sambangi Prabowo
Disambut Antusias Warga, Tri Adhianto Hadiri Puncak Perayaan HUT RI ke 77 di Perum Alinda Bekasi Utara