Oleh: Imam Setiadi *)
MINUM teh sudah menjadi semacam budaya bagi masyarakat Indonesia. Secangkir teh manis hangat di pagi hari yang ditemani dengan pisang goreng serasa pas di mulut sebelum berangkat ke tempat kerja. Rasa pahitnya yang khas menambah sensasi tersendiri ketika "diseruput" dalam keadaan hangat.
Tapi tahukah Anda, bahwa minum teh tak selamanya berdampak positif. Kebiasaan minum teh setelah sarapan atau makan siang, sore dan malam ternyata tidak baik untuk kesehatan tubuh kita.
Baca Juga: Jelajah Hutan Subang, Wagub Jabar Lepas 120 Offroader Ikuti Ajang WJAOR
Sebab ada zat dalam kandungan teh yang dapat menghambat penyerapan beberapa zat gizi di dalam saluran pencernaan tubuh kita.
Zat Tanin misalnya, adalah senyawa aktif golongan polifenol yang memiliki khasiat antidiare, antibakteri dan antioksidan.
Baca Juga: BMKG Ajak Seluruh Komponen Masyarakat Jaga Kelestarian Alam
Karena sistem kerja tanin mampu menggumpalkan protein yang ada di dalam saluran pencernaan, maka akan memicu konstipasi atau menghambat penyerapan zat besi. Dan dampak dari kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia.
Baca Juga: KASAD Jenderal Dudung Abdurachman Minta SMSI Terus Kembangkan Jurnalisme Jujur
Selain itu, minum teh setelah makan berdampak meningkatnya produksi asam lambung yang akan mengakibatkan radang lambung (gastritis) dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah iritasi pada lapisan dalam saluran pencernaan.
Masih dalam konteks yang sama pada pembahasan yang berbeda, jika Anda hendak tidur istirahat di malam hari sebaiknya hindari minum teh karena zat cafein yang terkandung di dalamnya bisa mengajak Anda untuk "begadang" alias susah tidur. (dari berbagai sumber)
*) Divisi Pendidikan Yayasan Pundi Amal Abadi Indonesia