SATUARAH.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mengikuti arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam mengambil langkah pencegahan adanya penyebaran hepatitis akut misterius yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.
Kemenkes memberikan imbauan kepada Dinkes Provinsi, Kabupaten dan Kota, Laboratorium Kesehatan, masyarakat dan RS seluruh Indonesia untuk memantau dan mewaspadai adanya hepatitis akut misterius ini.
Baca Juga: Plt Wali Kota Bekasi Hadiri Halal Bi Halal Bersama Gubernur Jabar dan 26 Kepala Daerah
“Untuk masalah ini kita mengikuti arahan Kemenkes, sesuai surat edaran Nomor HK.02.02/C/2022 tentang kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui Etiologinya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti, Rabu (11/5/22).
Dia menyampaikan, kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik, RS mewaspadai setiap pasien yang mengarah ke kasus hepatitis di tatalaksana sesuai ketentuan.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Gelar Deklarasi Pengarusutamaan Gender, Ini Menurut Sekda Reny Hendrawati
“Sekaligus harus melaporkan semua kasus yang diduga ke surveilans Dinkes Kabupaten Bekasi,” tambahnya.
Saat ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis ke masyarakat.
Baca Juga: Dandim 0507 Bekasi Ganjar Hadiah kepada Pemenang Lomba Mural Pancasila
“Kita mengajak kepada masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup sehat. Dan selalu menjaga kebersihan,”ajaknya.
Untuk diketahui, berdasarkan rujukan Surat Edaran Kemenkes yakni, gejala hepatitis akut berat belum diketahui penyebabnya. Gejala Hepatitis akut yang akhir-akhir ini dikabarkan menyerang anak-anak kisaran umur 1 bulan sampai dengan umur 16 tahun, merupakan Hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.
Dilihat dari tanda-tandanya, diawali dengan mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. Kemudian, apabila gejalanya berlanjut, ditandai dengan Air kencing berwarna pekat seperti teh, dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit kuning, gangguan pembekuan darah, kejang, dan menurunnya kesadaran.
Bagaimana langkah pencegahannya? Pertama, pencegahan Saluran cerna dilakukan dengan rutin cuci tangan dengan sabun. Kedua, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih. Ketiga, tidak bergantian alat makan dengan orang lain. Keempat, hindari kontak dengan orang sakit. Kelima, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Mengenai pencegahan pada saluran pernafasan: pertama, kurangi mobilitas. Kedua, gunakan masker jika bepergian, ketiga, jaga jarak dengan orang lain, keempat, hindari keramaian atau kerumunan.