SATUARAH.CO - Corat-coret tembok atau dinding, kadang bisa menyalurkan bakat yang terpendam. Tetapi berbeda jika dinding atau tembok yang dicorat coret milik warga. Tentu saja selain menjadi kotor, kadang juga tidak sedap dipandang mata.
Hal itu kerap dilakukan para remaja atau anak-anak jalanan. Mereka akan merasa 'ngetrend' jika sudah membuktikan kemampuan talenta mereka di bidang menggambar atau melukis.
Baca Juga: Karawang Bakal Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara
"Vandalisme memang harus difasilitasi oleh pemerintah melalui dinas terkait, dengan menyediakan media sebagai bentukan penyaluran mereka. Jika tidak, mereka tentu akan bebas menyalurkan di mana saja, termasuk pagar dan tembok rumah milik warga," kata Hasan, aktivis pemuda Kabupaten Cirebon, Jumat (17/9/21).
Baca Juga: Wapres RI: Kita Harus Tingkatkan Literasi Masyarakat Soal Konsep Wisata Halal
Hasan juga menyebut vandalisme bisa menjadi rasa seni yang menarik ketika bakat mereka tak tersalurkan dengan baik.
"Budaya corat coret itu sebenarnya sudah berlangsung lama, dimulai sejak anak lulusan sekolah melalui pakaian seragam, namun karena dilarang, vandalisme berbuah yang tumbuh di sembarang tempat, baik dinding, tembok maupun lainnya," katanya. ✓
Artikel Terkait
Pasukan Biru Kota Cirebon Serbu Serakan Sampah dan Rumput Liar
Duh!! Tempat Pembuangan Sampah di Kab Cirebon Kok Minim? Akibatnya...