Selain menciptakan lapangan kerja, keberadaan pabrik daur ulang di Desa Wanajaya juga diharapkan mampu memperkuat ekonomi sirkular di tingkat masyarakat.
Warga kini memiliki akses lebih mudah untuk menjual, mencuci, dan mengolah sampah plastik menjadi bahan daur ulang yang bisa dipasok ke industri.
“Sirkulasi ekonomi dari sampah ini berjalan. Dari warga yang mengumpulkan, mencuci, mendaur ulang, lalu menyuplai ke penampung. Sekarang ditambah fasilitas dari PT Hyundai, tentu lebih lengkap dan efisien,” jelasnya.
Bupati Bekasi berharap, model kolaborasi seperti ini menjadi role model CSR lingkungan di kawasan industri lainnya. Dengan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, persoalan sampah di Bekasi bukan hanya bisa dikendalikan, tetapi juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi warga.
Baca Juga: Jangkau Ribuan Anak di Kupang: Kapolda NTT Jamin Kualitas dan Keamanan Pangan SPPG Polri
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Bekasi dan PT Hyundai dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang produktif dan berkelanjutan.
Ia menilai Kabupaten Bekasi menjadi contoh daerah industri yang mulai bertransformasi menuju pembangunan ramah lingkungan.
“Saya sudah minta Pak Bupati untuk meningkatkan kebersihan di Bekasi. Drainasenya harus bersih, jalannya halus, rumputnya terawat. Pemerintah harus merekrut tenaga kerja informal dari warga Bekasi untuk jadi mitra dalam menjaga kebersihan lingkungan,” kata Dedi.
Gubernur juga menilai kehadiran Waste Recycling Workshop Center milik PT Hyundai sebagai langkah konkret dunia usaha dalam mendukung kebijakan hijau provinsi.
“Sudah bagus, keren banget. PT Hyundai ini top. Perusahaan lain harus ikut langkah yang sama,” ujarnya. √ adv