Bahkan, petugas pengangkut sampah, termasuk "mamang gerobak" dilatih untuk memastikan sampah tetap terpisah saat diangkut agar tidak tercampur kembali.
Di tingkat kelurahan, Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Pathon menegaskan fokus pada pemilahan sampah dengan target setiap RT mengumpulkan sekitar 130 kg sampah terpilah per minggu. Saat ini, 60 persen dari 24 RW di wilayah tersebut telah melakukan pemilahan sampah secara aktif.
Sampah organik yang terkumpul diproses menggunakan metode open windrow atau bata tetawang. Program ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk kunjungan dari daerah lain dan kalangan akademisi.
Panen kompos dilakukan setiap 40 hari sekali. Ini menjadi salah satu indikator keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Program pengelolaan sampah di RW 19 Antapani Tengah tidak hanya memberikan dampak positif bagi kebersihan lingkungan, tetapi juga mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir, menjadikannya contoh nyata pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang sukses. √