SATUARAH.CO - Gubernur Jawa Barat (Jabar), M. Ridwan Kamil hadir ke Kota Bekasi untuk memantau operasi pasar minyak goreng murah di Kecamatan Bekasi Selatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono turut mendampingi Gubernur Jawa Barat sekaligus mengarahkan kepada para warga yang sedang mengantri di aula Kecamatan Bekasi Selatan.
Pasca pemberitaan mengenai harga minyak goreng akhir-akhir ini melambung tinggi, sangat dirasakan masyarakat terutama ibu rumah tangga.
Baca Juga: Beri Arahan kepada ASN Pemkot Bekasi, Ini Menurut Gubernur Jabar
Untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng, Pemkot Bekasi menggelar operasi pasar minyak goreng murah di aula Kecamatan Bekasi Selatan dan Kecamatan Bekasi Timur.
Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil meninjau langsung jalannya operasi pasar minyak goreng murah didampingi Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi.
Gubernur Jabar memaparkan, dalam seminggu ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat keliling di 12 Kota dan Kabupaten melakukan operasi penurunan harga minyak goreng baik di pasar dan di tempat leluasa.
"Warga mengantri dengan harga 1 liter perbotol Rp 14.000 dengan maksimal pembelian setiap orang 2 botol," ujar Gubernur.
Melihat kondisi para warga yang berdesakan mengantri untuk membeli minyak goreng murah, Kang Emil sapaan akrabnya berharap pemerintah pusat dapat segera mengendalikan harga minyak di pasar.
"Kita berharap pemerintah pusat bisa mengendalikan lebih fundamental, sehingga jangka panjang kita tidak sering-sering melakukan kegiatan seperti ini. Sebenarnya agak sedih dan prihatin sebagai pemerintah daerah, apa yang bisa kita lakukan akan kita lakukan," tandasnya.
Baca Juga: Kukuhkan Kepengurusan Forwami, GM Pelindo Regional 2 Pelabuhan Tanjung Priok Bilang Begini
Pemprov Jabar sendiri telah menyiapkan 240.000 liter untuk 12 Kota dan kabupaten. Di Kota Bekasi sendiri menyiapkan 72.000 liter.
Diketahui, harga minyak di pasaran saat ini mencapai Rp 20.000-Rp 25,000/liter. Hal ini dirasa sangat memberatkan masyarakat di tengah ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19.