Rekrut Santri Jadi Prajurit TNI, Habib Syakur Dukung Rencana Jenderal Dudung

photo author
- Senin, 6 Desember 2021 | 12:03 WIB
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, mendukung rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman merekrut santri menjadi prajurit TNI. (Dudun Hamidullah)
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, mendukung rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman merekrut santri menjadi prajurit TNI. (Dudun Hamidullah)

SATUARAH.CO – Rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman merekrut santri menjadi prajurit TNI, patut didukung.

Selain TNI, Polri juga telah melakukan rekrutmen anggota Polri yang bersumber dari pesantren, hafiz Alquran, hingga siswa berprestasi dalam ilmu agama lainnya, sejak 2017 lalu.

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, santri merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara yang perlu dioptimalkan.

Selain itu, rencana ini juga sebagai upaya mengikis fitah-fitnah miring yang menganggap pesatren sebagai "sarang radikal".

"Ini juga sekaligus menghilangkan fitnah yang secara berkala, terang-terangan mengatakan pesantren itu dijadikan sarang radikal. Ini kan fitnah yang keji. Padahal, sangat banyak pesantren-pesantren yang mengajarkan nasionalisme, mengajarkan cinta tanah air dan bangsa," kata Habib Syakur dalam keterangannya, Senin (6/12/2021).

BACA JUGA; 57 Eks Pegawai KPK Datangi Mabes Polri, Ini Kata Novel Baswedan

Menurut Habib Syakur, selama ini masyarakat terkesan melupakan fungsi dan peran besar dari pesantren. Sejak zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan, hingga saat ini, fungsi dan peran pesantren sangat besar dalam menjaga keutuhan anak bangsa.

Namun, ia mengakui, propaganda kelompok pemuja khilafah dan wahabi cukup masif. Terlebih mereka, diduga banyak mendirikan pendidikan berbasis islam. Seharusnya, kurikukulum mereka ini yang perlu diawasi secara ketat.

Sebab, dari segelintir pesantren yang mereka dirikan itu, patut diduga merusak nama pesantren secara umum yang selama ini kontribusinya pada bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi.

Karena, kurikulumnya mungkin sangat berbeda dari kurikulum pesantren-pesantren di Indonesia, umumnya.

BACA JUGA; Survei Indikator: Tidak Ada Pasangan Capres Dominan, Begini Penjelasan Burhanuddin

Kendati demikian, Habib Syakur memastikan, sangat banyak pesantren di Indonesia yang mengajarkan nasionalisme, cinta tanah air dan bangsa, serta pensatren yang khusus mengkaji masalah ke-islamana di Indonesia.

Disisi lain, Habib Syakur menyarankan, semua lulusan satri sangat baik apabila diikutkan dalam pelatihan dan pendidikan oleh TNI-Polri.

Karena, bila hanya menjadi personil TNI-Polri saja sangat disayangkan mereka memutuskan keilmuannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dudun

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X