politik

Soal Janji Gantung di Monas, Koordinator JAN: Anas Memang Tak Terbukti di Kasus Hambalang

Minggu, 16 Juli 2023 | 18:54 WIB
Koordinator JAN, Romadhon Jasn (satuarah.co/mufreni)

SATUARAH.CO - Koordinator Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) Romadhon Jasn menganggap pidato politik Anas Urbaningrum di Monumen Nasional (Monas) adalah pemenuhan janji untuk mengklirkan drama kasus Hambalang termasuk sumpahnya yang akan gantung diri di Monas jika terbukti terlibat korupsi Hambalang.

Faktanya, dalam persidangan memang tak terungkap dan tak terbukti keterlibatan Anas dalam kasus Hambalang. Hanya saja kasusnya dipaksakan dengan tujuan mengkriminalisasi dan menghancurkan karir politik Anas yang kehadirannya saat itu ibarat bayi lahir tapi tak diinginkan.

"Anas Urbaningrum (AU) sudah melunasi janjinya. Artinya pidato beliau di Monas itu untuk menjernihkan drama kasus Hambalang termasuk janjinya jika terbukti korupsi Hambalang itu. Ternyata fakta dipersidangan justru tidak terungkap keterlibatan Anas di Hambalang. Masih ingat kan di Sprindik muncul frasa dan proyek-proyek lain kan aneh. Nah itu jelas dipaksakan, kriminalisasi namanya karena Mas Anas seperti bayi lahir tapi tak diinginkan saat itu," kata Koordinator JAN, Romadhon Jasn saat dimintai komentar awak media, di Jakarta, Minggu (16/7/23).

Aktivis asal Madura itu juga menjelaskan, Anas Urbaningrum adalah korban politik kekejaman rezim penguasa saat itu yang merasa tak nyaman dan tak puas dengan keberadaan Anas terutama pasca terpilih sebagai ketua umum partai.

Itu sebabnya, kata Romadhon Jasn, pelbagai operasi politik dilakukan untuk menjegal dan mengakhiri kekuasaan Anas, sehingga dilengserkan dari pucuk pimpinan partai the ruling party saat itu.

"Yang pasti operasi politik untuk membunuh karir dan masa depan politik AU sangat kejam bahkan segala cara yang ditempuh. Mereka pakai tangan KPK. Ini jelas intervensi penguasa terhadap penegakan hukum saat itu. Artinya AU ini memang tokoh muda yang terlampau bersinar sehingga tak diinginkan kehadirannya terutama sejak menang kongres sehingga dilengserkan dari ketum partai the ruling party. Padahal AU saat itu tokoh muda potensial yang memiliki masa depan cemerlang," ujar Romadhon Jasn. 

Karena itu, kata Romadhon Jasn, pidato Anas Urbaningrum di Monas merupakan penegasan kepada publik tentang peristiwa hukum bercampur politik yang dialaminya beberapa tahun lalu tidak boleh terjadi lagi pada anak bangsa yang lain. Cukup Anas yang jadi korban kebrutalan rezim penguasa.

"Pidato Anas Urbaningrum sekaligus untuk menegaskan pada publik bahwa tidak boleh lagi terjadi kriminalisasi hukum pada anak bangsa yang lain, cukup Anas Urbaningrum kan begitu yang disampaikan Anas Urbaningrum," ungkap Romadhon Jasn.

Lebih lanjut Romadhon Jasn juga mengajak publik untuk berpikir jernih dan rasional sehingga tidak gampang mengkritik apalagi sampai menghakimi Anas Urbaningrum.

Sebab esensi dan substansi pidato Anas di Monas adalah untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan pesan tersirat dari statemen gantung di Monas yaitu menggantungkan harapan di atas langit di bawah ada Monas

"Statemen gantung di Monas itu ditafsirkan beda-beda. Silahkan tergantung yang menafsirkan tapi yang pasti Anas Urbaningrum bilang bahwa gantungkan harapan di langit di bawah langit Monas," tutupnya. √

Tags

Terkini