Oleh: Krista Riyanto *)
SATUARAH.CO - Ada sekelompok orang yang menamakan diri relawan senantiasa menunggu arah telunjuk Jokowi dalam mendukung figur Calon Presiden (Capres) di Pilpres 2024.
Ada lagi sekelompok orang yang menyebut diri mereka relawan mencalonkan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres).
Dua kelompok relawan atau malah partai politik tertentu yang bersikap seperti itu sejatinya adalah hanya strategi kubu lawan yang ingin mengacaukan kesolidan kubu Ganjar Pranowo dan pendukungnya.
Kubu lawan tahu bahwa Jokowi dan Gibran adalah aset elektoral milik kubu Ganjar Pranowo.
Bila aset tersebut diutak-atik, citra kubu Ganjar Pranowo bisa tercerai berai atau setidaknya ragu dalam berjuang meraih kemenangan.
Kubu lawan tahu bahwa kubu Ganjar Pranowo adalah paling solid di antara calon peserta Pilpres 2024.
Selain sudah pasti bisa mengusung Ganjar Pranowo, infrastrukturnya termasuk Tim Pemenangan Nasional sudah terbentuk.
Untuk kesiapan ini, kubu lawan belum pasti. Dukungan juga masih bisa porak-poranda bila salah memilih Cawapres.
Infrastruktur yang tercermin dalam Tim Pemenangan Nasional pun, mereka belum punya. Semuanya masih samar-samar.
Situasi inilah yang membuat mereka ingin merusak konsentrasi kubu Ganjar Pranowo dalam mengonsolidasikan diri.
Telunjuk Jokowi serta isu pencalonan Gibran menjadi strategi mereka untuk membendung elektabilitas Ganjar Pranowo agar tidak naik terus.
Kubu lawan berharap, isu telunjuk Jokowi dan pencalonan Gibran bisa menahan pendukung untuk tidak segera menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo.
Ketika momentum itu berjalan, kubu lawan akan masuk dengan membuat lobi-lobi dan bargaining agar orang yang mengklaim diri sebagai pengikut Jokowi dan Gibran menjadi ragu dalam mendukung Ganjar Pranowo.
