SATUARAH.CO - Koalisi partai politik pendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto berubah nama dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Ini diumumkan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke 25 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (28/8/23) lalu.
Prabowo mengklaim, nama itu disepakati oleh para ketua umum partai politik pendukungnya sebelum acara peringatan HUT PAN dimulai.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tak tahu dengan adanya perubahan nama koalisinya menjadi Koalisi Indonesia Maju. Kendati demikian, Cak Imin mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Relawan pendukung Muhaimin Iskandar, Laskar Cak Imin, mempersoalkan perubahan nama koalisi tersebut.
"Tidak dilibatkannya PKB dan Cak Imin dalam pergantian Koalisi Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju adalah bentuk arogansi," kata Sekjen Laskar Cak Imin, Ridwan Hanafi kepada wartawan, Kamis (31/8/23).
Menurut Ridwan, sikap tersebut merupakan wujud arogansi Prabowo dan Gerindra karena perubahan dilakukan tanpa ada musyawarah sebelumnya.
"Terutama musyawarah dengan PKB maupun Cak Imin," ucap Ridwan Hanafi.
Perubahan nama koalisi tanpa melibatkan PKB dan Cak Imin, tak sejalan dengan pernyataan Gerindra bahwa koalisi yang mereka bentuk di Pilpres 2024, bersemangatkan kesetaraan.
"Ini sangat kontradiktif dengan pernyataan Partai Gerindra bahwa mereka memegang teguh prinsip kesetaraan dalam koalisi," ungkap Ridwan.
Sebelumnya, Prabowo menyebut perubahan nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju telah disepakati para ketua umum partai politik koalisi.
"Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo, Senin (28/8/23) lalu.
Partai politik pendukung Prabowo sendiri terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Bulan Bintang.
Nama "Indonesia Maju" juga digunakan oleh koalisi partai politik yang mengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.