SATUARAH.CO – Shin Tae-yong menolak tawaran klub China meski ditawari gaji 3 kali lebih besar ketimbang Timnas Indonesia. Di pengujung 2019, Shin Tae-yong memang mendapat banyak peminat.
Setelah dipecat Timnas Korea Selatan usai Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong tidak menangani tim mana pun. Namun, bukan berarti tak ada klub maupun tim nasional yang mendekatinya.
Sejumlah klub dan tim nasional bersaing mendapatkan tanda tangan pelatih yang membawa Seongnam Ilhwa Chunma juara Liga Champions Asia 2010 tersebut.
Baca Juga: Dengarkan Ceramah, Shin Tae-yong Ajukan Pertanyaan ke Pakar Budaya Islam
Saat itu, klub dan tim nasional yang terdeteksi memburu tanda tangan Shin Tae-yong adalah Timnas Indonesia (PSSI) dan kontestan Liga Super China, Shenzhen FC.
Shenzhen FC bukanlah klub sembarangan. Mereka merupakan kampiun Liga Super China 2004. Setelah tak juara, mereka berharap tuah Shin Tae-yong dapat mengembalikan kejayaan mereka.
Tak tanggung-tanggung, dana USD3 juta atau sekira Rp43,1 miliar per tahun disiapkan Shenzhen FC untuk Shin Tae-yong. Di saat bersamaan, PSSI datang dengan tawaran yang jauh lebih rendah.
Baca Juga: Witan Sulaeman Incar Menit Bermain di Lechia Gdansk
Menurut laporan media Vietnam, Danviet, PSSI memberi Shin Tae-yong USD1 juta atau setara Rp14,3 miliar per tahun. Namun, secara mengejutkan, Shin Tae-yong memilih Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia dipilih karena PSSI berani menyodorkan kontrak empat tahun kepada Shin Tae-yong atau hingga 31 Desember 2023. Sementara Shenzhen FC hanya menawarkan kontrak satu tahun.
Dikontrak satu tahun, Shin Tae-yong tak menyukai. Menurutnya, satu tahun merupakan waktu yang singkat dan ia bakal kesulitan mendongkrak prestasi tim dalam jangka waktu tersebut.
Baca Juga: Shin Tae-yong Belajar soal Islam, Ini Alasannya
“Tawaran dari mereka (Shenzhen FC) hanya satu tahun. Mereka tidak menjanjikan kontrak jangka panjang. Padahal, jika mereka menawarkan dua tahun, saya mungkin menganggap China serius kepada saya,” kata Shin Tae-yong, mengutip dari channel YouTube Hyungwook.
“Satu tahun tak cukup bagi pelatih sepakbola di mana pun. Sebagai pelatih asing, saya membutuhkan waktu untuk menyesuaikan budaya dan lain-lain. Satu tahun, saya tidak yakin dapat berbuat sesuatu,” lanjut Shin Tae-yong.
Artikel Terkait
Sowan ke Ketua Umum PBNU, Menag: Toleransi di Indonesia Perlu Digaungkan
Senin, Ferdinand Hutahaean Diperiksa Bareskrim
PTM 100 Persen, Kapolri: Harus Ada Jaminan Kesehatan dan Imunitas Terhadap Anak
Kasus Ferdinand, Pakar: Polri Harus Bertindak Lebih Keras Dibanding Bahar Smith
Makan Ini untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Fungsi Otak, Menurut dr Zaidul Akbar, Efektif Konsumsi Tiap Hari