SATUARAH.CO - Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) menyatakan duka cita yang mendalam dengan terus bertambahnya korban tewas akibat Tragedi Kanjuruhan. Ke depan, PSTI berharap pembenahan menyeluruh penyelenggaraan pertandingan sepakbola di Indonesia.
Sekretariat Jenderal (Sekjen) Panguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Abe Tanditasik mengatakan, dari hasil keterangan sementara yang didapat PSTI, tragedi ini berawal dari protes Aremania terhadap tim kesayangannya sendiri.
Pengakuan beberapa suporter yang ada di dalam stadion kepada PSTI, mereka tidak puas dengan permainan tim Arema.
Baca Juga: Kornas Jokowi Dorong Presiden Bentuk TGPF Soal Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan
"Dan itu berawal dari beberapa orang yang tidak segera dihalau petugas seperti yang tampak dalam tayang video yang beredar. Ketika makin banyak yang terprovokasi ke lapangan, barulah petugas keamanan menghalau dengan beringas. Tidak ada upaya persuasif sama sekali. Langsung represif. Jumlah penonton yang turun ke lapangan hanya sebagian kecil sekali dari 42.000 penonton. Tidak sampai lima per mil dari penonton," kata Abe dalam keterangannya, Senin (3/10/22).
Pada saat aparat keamanan menghalau, lanjutnya, itulah menyulut kemarahan hampir seluruh stadion. Mereka meneriaki agar tidak perlu tindakan represif. Namun aparat keamanan justru semakin membabi buta. Bukannya mengkanalkan penonton yang turun ke lapangan, tapi juga menyerang penonton yang di tribun dengan gas air mata.
Sementara penonton yang terlanjur turun dianiaya, padahal mereka sudah berjalan kembali ke luar lapangan.
"Kebrutalan aparat keamanan berakibat fatal. Para penonton di tribun mengalami sesak nafas dan berebut keluar. Jumlah akses keluar 42.000 penonton tersebut hanya 14 pintu. Artinya satu pintu rata-rata dijejali 3000 penonton yang terdesak jahatnya gas air mata," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita atas Tragedi di Kanjuruhan dan Minta Liga 1 Dihentikan Sementara
Sementara akses keluar di bawah tidak seluruhnya dibuka oleh panitia penyelenggara seperti yang terdapat dalam video amatir yang direkam suporter.
Terjadilah ratusan suporter jatuh karena sesak nafas dan terinjak-injak suporter lainnya. Kebanyakan mereka adalah remaja tanggung dan anak-anak.
"Mengetahui bahwa banyak korban karena kebrutalan aparat keamanan dan ketidaksigapan panitia penyelanggara, amarah suporter makin menjadi. Di luar stadion mereka menyerang petugas keamanan yang memang tidak dibekali pola pendekatan persuasif. Tahunya hanya merepresi. Memperlakukan suporter sepakbola sebagai musuh dan kriminal," ungkap Abe.
Untuk itu Paguyuban Suporter Timnas Indonesia menyatakan sikap :
1. Menyatakan duka cita yang mendalam teriring doa bagi para korban tewas maupun luka-luka dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan.