BMKG Kembali Gelar SLI untuk Para Petani dan Penyuluh Pertanian di Bandung

photo author
- Jumat, 18 Maret 2022 | 21:15 WIB
 (SATUARAH.CO/MUFRENI)
(SATUARAH.CO/MUFRENI)

SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk para petani dan penyuluh pertanian. Kali ini untuk para petani tanaman kentang di Pangalengan Kabupaten Bandung.

SLI ini dihadiri Anggota Komisi V DPR RI, Iis Rosyita Dewi dan Anggota Komisi II DPRD Prov. Jabar, Dadang Kurniawan. Pada kesempatan itu, Iis menyampaikan, penting SLI ini bagi para petani dan Ketahanan Pangan Nasional.

“SLI BMKG ini sangat dibutuhkan masyarakat petani, karena kondisi iklim sangat mempengaruhi produktivitas pertanian yang pada akhirnya mempengaruhi Ketahanan Pangan Nasional. Masyarakat petani menginginkan ada perhatian dari pemerintah. Di sini BMKG sebagai pemerintah ikut berperan serta di mana negara kita adalah negara agraris. Pertanian adalah sektor yang paling diharapkan oleh negara kita," kata Iis, Jumat (18/3/22).

Baca Juga: Wagub Jabar Tinjau Akselerasi Vaksinasi Covid 19 di Mapolres Subang

Menurut Dadang, selain sebagai Anggota DPRD Prov. Jabar juga sebagai pengusaha pertanian. Para petani di Pangalengan beberapa kali mengalami kegagalan panen karena adanya embun es yang datang tiba-tiba pada malam hari yang merusak tanaman petani.

"Petani perlu memahami informasi cuaca dan iklim yang disampaikan BMKG dan memahami perilaku tanaman dengan baik sehingga dapat meminimalisir kerusakan tanaman akibat embun es tersebut,” tandas Dadang, saat diskusi dengan Tim SLI Pangalengan.

Kemudian, pentingnya pemahaman cuaca dan iklim dengan baik juga disampaikan Kepala Pusat Layanan Iklim BMKG Ardasena Sopaheluwakan.

Baca Juga: Pelaku Masih Berkeliaran, Penanganan Pengeroyokan Tiga Wartawan di Karawang Dinilai Lamban

“Sebenarnya SLI ini program lama kami yang telah dilaksanakan sejak 2010. Tujuannya adalah membantu petani untuk dapat beradaptasi dengan iklim. Kemudian momentum yang lebih penting lagi ketika kita menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada kejadian bencana dan juga berdampak pada kegagalan panen. Karena itu BMKG menganggap penting untuk mendukung petani di Indonesia, khususnya yang ada di Pangalengan ini untuk meningkatkan literasi terhadap cuaca dan iklim, sehingga mereka mampu beradaptasi terhadap cuaca dan iklim sehingga dapat meningkatkan pruduktivitas pertaniannya," ungkap Ardasena.

Para petani dan penyuluh pertanian peserta SLI ini akan dibimbing langsung oleh para ahli dari BMKG selama satu kali musim panen tanaman kentang atau selama tiga bulan.  Hal ini disampaikan oleh Indra Gustari selaku Kepala Stasiun Klimatologi Bogor.

“Banyak produk informasi iklim dari BMKG belum dipahami atau dimanfaatkan oleh petani secara maksimal. Oleh karena itu kami mengajak para petani ikut serta kegiatan SLI, dalam hal ini petani tanaman kentang dan para penyuluh petani yang memiliki peran peting dalam meneruskan informasi. Kegiatan SLI ini dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari persiapan lahan, pemeliharaan, hingga panen," beber Indra.

Baca Juga: Naturalisasi Emil Audero Mulyadi dan Jordy Wehrmann Masih Buntu, PSSI Menyerah

Walaupun masyarakat petani di sini telah melakukannya secara turun menurun, namun tetap mengalami kegagalan. Salah satu penyebabnya adalah kondisi ekstrim cuaca, seperti hujan lebat, embun es yang tiba-tiba. Harapannya dengan kegiatan SLI ini para petani dapat meminimalisir kegagalan panen.

Kegiatan SLI Pangalengan ini diikuti 50 peserta secara offline dan online dari para petani kentang dan penyuluh pertanian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X