nasional

Kepala BPPT: Indonesia Tak Ketinggalan dalam Penerapan Teknologi KA

Sabtu, 1 Mei 2021 | 20:07 WIB
Kepala BPPT: Indonesia Tak Ketinggalan dalam Penerapan Teknologi KA




Dalam hal ini, semua orang bisa mencari apapun yang ingin diketahui, baik informasi umum maupun produk yang ingin dibeli di aplikasi belanja online. Contoh lainnya misalnya translator, game online, pencarian lokasi wilayah menggunakan online maps, face recognition pada smartphone dan lainnya.









"Ini merupakan contoh kecerdasan buatan di kehidupan sehari- hari yang memudahkan akses informasi era transformasi digital," ungkap Hammam.





Sektor belanja online menurut Hammam, banyak sekali mendapatkan manfaat dari penerapan teknologi KA, sebut saja penerapan sistem rekomendasi produk, tampilan aplikasi yang dikustomisasi khusus sesuai dengan user experience, sistem reminder, hingga chatbot. Selain e-commerce, sektor media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube hingga Whatsapp dan Telegram juga tanpa disadari telah menerapkan teknologi KA untuk membuat pengguna mendapatkan rekomendasi konten dan siapa saja yang bisa mereka lihat atau follow.





Hammam menilai Indonesia juga tidak terlalu ketinggalan dalam penerapan KA. Teknologi ini telah diterapkan dalam sistem smart city di Jakarta, Bandung, dan Tangerang. Kemudian untuk pertanian dengan konsep e-farming, maupun yang terbaru Kepolisian RI telah menerapkan sistem e-Tilang dengan memanfaatkan jaringan kamera pengawas (CCTV) di beberapa titik yang akan menindak langsung para pelanggar dengan mengirimkan surat tilang melalui email, pesan whatsapp, maupun surat fisik langsung.





Diluar dari pemanfaatan atau penerapan, kegiatan riset dan inovasi di bidang KA juga sudah mulai dilakukan oleh sebagian besar lembaga penelitian, seperti BPPT, Kementerian Komunikasi, kementerian/lembaga lain, hingga perguruan tinggi. Bahkan sekarang sudah menjamur bisnis startup yang berbasis teknologi KA di Indonesia, seperti: Nodeflux, Kata.Ai, Bahasa Kita, dan Prosa.ai.





BPPT selaku lembaga penyelenggara Iptek di bidang pengkajian dan penerapan juga telah meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA). Stranas ini merupakan arah kebijakan nasional dalam pengembangan teknologi KA di beberapa sektor prioritas pembangunan nasional, di antaranya sektor kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas/kota cerdas (smart city) diresmikan pada Agustus 2020 lalu oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Stranas KA disusun untuk menjawab tantangan pengembangan KA di Indonesia, diantaranya kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan, kesiapan tenaga kerja, kesiapan infrastruktur dan data pendukung pemodelan, serta kesiapan industri dan sektor publik dalam mengadopsi inovasi KA.





"Stranas KA menjadi indikator bagi sebuah negara yang siap beradaptasi dengan kemajuan industri 4.0 yang ditandai dengan KA, big data dan cloud computing. Ini semua melambangkan bahwa negara itu betul-betul ingin menghela pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi 4.0. Revolusi industri 4.0 merupakan bagian dari roadmap kemajuan jaman, dan juga kemajuan dari sebuah bangsa dan negara. Indonesia juga sudah memiliki making Indonesia 4.0 yang berusaha meletakkan roadmap strategi Indonesia agar menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia. Pada saat Indonesia 100 tahun merdeka, disituah Stranas KA merupakan jalan menuju Indonesia 45," tandas Hammam.


Halaman:

Tags

Terkini