SATU ARAH - Musibah gempa di wilayah Sulawesi Barat yang berkekuatan magnitudo 6,2, Jumat (15/01) lalu, telah memporak-porandakan warga setempat. Di mana ribuan pengungsi dari dua Kecamatan, di Kabupaten Majene harus mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari karena daerah mereka terisolir.
Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kantor OP Utama Tanjung Priok, Dr Inayatur Robbany M.Si, M.MTr mengatakan, melihat kondisi tersebut, Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Utama Pelabuhan Tanjung Priok pun terpanggil untuk menggalang aksi kemanusiaan bagi para korban gempa dengan mengirim bantuan berupa sembako, makanan instan, air minum, tenda dan pakaian layak pakai serta kebutuhan lainnya melalui kapal Pelni KM Ciremai, di dermaga Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
"Kegiatan galang aksi kemanusiaan dari UPT Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub ini dalam rangka meringankan beban para korban Gempa Majene-Mamuju Sulbar yang sedang membutuhkan bantuan," kata Inayatur, Minggu (24/1/21), saat pers riliis, di Jakarta.
Aksi kemanusiaan OP Priok didukung beberapa stakeholders, antara lain Pertamina Region III, PT Pelabuhan Tanjung Priok dan stakeholders lainnya di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok yang akan diterima dan di teruskan oleh Kantor Distrik Navigasi (Disnav) Makassar di pelabuhan Soekarno-Hatta ke lokasi pengungsian korban gempa di Majene dan Mamuju.
"Ini merupakan pengiriman bantuan bencana alam tahap dua yang sebelumnya telah dikirim ke daerah Sumedang Jawa Barat yang terkena Longsor. Bantuan tersebut diserahkan kepada pihak PT PeIni untuk kemudian diserahkan kepada Perwira Kapal KM Ciremai secara simbolis," ujarnya.
Dikatakan olehnya, OP Tanjung Priok akan terus berupaya memberikan dukungan dan bantuan kepada para korban bencana alam.
"Terima kasih atas perhatian, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak dan stakeholders di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Kami akan mendistribusikan bantuan ini kepada para korban yang membutuhkan," ujarnya.