nasional

BMKG Rampungkan SLI Program Operasional Rutin di Masa Pandemi 

Sabtu, 7 November 2020 | 20:22 WIB
IMG-20201107-WA0027

SATU ARAH - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) telah merampungkan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung dan desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Program SLI Operasional rutin diadakan BMKG sebagai langkah konkret dalam upaya penguatan ketahanan pangan terhadap cuaca ekstrem, terutama di masa pandemi ini.

"SLI Operasional bertujuan untuk membantu petani dalam menjaga produktivitas pertanian di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Utamanya SLI ini adalah untuk pemahaman cuaca dan iklim, sehingga bapak/ibu (petani) dapat menyusun strategi dan perencanaan tanam. Agar tidak mengalami gagal panen yang berujung kerugian bagi petani," kata  Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, saat sambutannya, Sabtu (7/11/2020).

Untuk mewaspadai fenomena La Nina yang juga berdampak pada pertanian. Saya ingin menyampaikan hal penting yakni perihal fenomena La Nina, dimana saat ini terjadi anomali berupa perbedaab suhu muka air laut hingga mencapai lebih dari -1,1 derajat Celcius antara Samudra Pasifik dan perairan di kepulauan Indonesia, yang dikategorikan sebagai fenomena La Nina level Moderat.

"Akibat dari anomali suhu muka air laut tersebut, maka terjadi aliran massa udara basah yg lebih kuat dari Samudra Pasifik menuju ke Kepulauan Indonesia, yang mengakibatkan kenaikan akumulasi curah hujan bulanan atau musiman di wilayah Indonesia yang diprediksi hingga mencapai 20 persen- 40 persen lebih tinggi dari normalnya, tergantung pada variasi wilayah dan waktunya," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan, untuk wilayah Temanggung ini akan mengalami peningkatan curah hujan 10-40 persen per bulan atau sekitar 60 mm per bulan.

Oleh karena itu kata dia, perlu diwaspadai potensi terjadinya longsor.

Kegiatan SLI Operasional di Provinsi Jawa Tengah kali ini dilaksanakan di lahan tanam milik petani di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung diikuti oleh petani dari kelompok tani yang ada di empat desa di Kecamatan Kaloran yaitu Desa Kalimanggis, Getas, Tleter, dan Geblog.

"Meski di tengah pandemi Covid-19, kegiatan ini tetap berjalan efektif dengan metode pembelajaran berupa pemahaman informasi terkait cuaca dan iklim secara daring/virtual dan tatap muka/langsung praktek di lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Ditengah kondisi pandemi  seperti saat ini, merupakan tantangan sendiri bagi para peserta dan BMKG dalam menyukseskan kegiatan SLI dengan budidaya cabai dan tomat yang menerapkan pola tanam dan mempertimbangkan umur komoditi," ungkap Dwikorita.

Meskipun demikian, cabai yang ditanam selama SLI Operasional (tiga bulan dalam satu musim tanam) berhasil tumbuh dan dipanen dengan kualitas yang baik. Terbukti dari harga jual yang lebih tinggi karena di panen di luar bulan-bulan panen raya.

Sementara itu, Koordinator kegiatan SLI Provinsi Jawa Tengah Ir. Tuban Wiyoso, M.Si, mengatakan hasil panen cabai di wilayah Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni kisaran 0,4 - 0,7 kg/pohon, dengan harga cabai mencapai Rp27.000/kg. Begitu pula dengan panen tomat di wilayah Desa Jogoyasan  mengalami peningkatan rata-rata produksi 4kg/pohon dengan harga Rp4.000/kg.

Sedangkan hasil panen non SLI hanya 2-3 kg/pohon. Cabainya luar biasa, meskipun di tengah hujan ekstrem, irigasinya tidak terganggu sehingga produksinya alhamdulillah melimpah 6-7 kilo.

"Kami berterima kasih kepada BMKG atas bimbingan SLI ini, para petani di Temanggung sangat terbantu, dan semoga ke depannya dapat merambah komoditas lain seperti asparagus dan vanili," kata Tuban.

Tags

Terkini