SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Program ini ditujukan untuk memperkuat kapasitas nelayan dalam memahami dinamika cuaca dan iklim yang semakin ekstrem akibat perubahan iklim global, Jumat (22/8/25).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam sambutannya menegaskan bahwa keberadaan nelayan tidak hanya penting bagi daerah pesisir, tetapi juga bagian dari jati diri bangsa Indonesia.
Ia mengaitkan program ini dengan visi besar Presiden RI, salah satunya swasembada pangan, yang ujungnya bertumpu pada ketahanan gizi.
Baca Juga: Malam Puncak Hari Jadi Kab Bekasi ke 75 dan HUT Kemerdekaan RI ke 80 di Kantor Desa Kedung Pengawas
Nelayan itu sejatinya adalah jati diri bangsa Indonesia. Ketahanan pangan dan gizi tidak akan tercapai tanpa ketersediaan pangan laut.
"Namun saat ini kita menghadapi tantangan besar, yaitu krisis iklim yang dampaknya sangat dirasakan oleh nelayan," kata Dwikorita.
Dwikorita mengungkapkan, pemanasan global yang kian cepat sejak 1970-an memicu siklus hidrologi ekstrem seperti hujan lebih lebat, angin lebih kencang, badai lebih sering, hingga potensi gelombang tinggi yang berbahaya bagi aktivitas melaut.
Ia bahkan memberi contoh tanda-tanda alam yang dapat dikenali nelayan
Dalam kegiatan SLCN kali ini, BMKG memperkenalkan aplikasi InaWIS yang mampu memberikan prakiraan kondisi laut hingga 10 hari ke depan, termasuk ketinggian gelombang, potensi hujan lebat, dan peta sebaran ikan.
"Dengan aplikasi ini, nelayan dapat merencanakan waktu melaut dengan aman, mengetahui lokasi sebaran ikan secara tepat, serta menghemat waktu dan biaya operasional. Yang utama, keselamatan nelayan lebih terjamin,” ungkap Dwikorita.
Sementara itu, Anggota DPR RI dari Komisi V, Novita Wijayanti yang turut hadir memberikan apresiasi khusus kepada BMKG atas konsistensi menyelenggarakan SLCN di Cilacap setiap tahun.
Baca Juga: Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Pimpin Apel Pengamanan Haul Mbah Priok
Menurutnya, pelatihan ini sangat dibutuhkan mengingat jumlah nelayan di Cilacap mencapai lebih dari 17 ribu orang.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Ibu Kepala BMKG yang selalu memberikan perhatian untuk Cilacap. Sekolah Lapang ini sangat bermanfaat agar nelayan tidak lagi bergantung pada cara-cara lama, tapi bisa melaut dengan bekal ilmu cuaca dan teknologi. Ia juga berharap para peserta tidak hanya sekadar mengikuti pelatihan, tetapi menjadi agen pengetahuan yang bisa menularkan ilmu kepada nelayan lainnya di Cilacap," tegas Novita.
BMKG menegaskan akan terus memperluas jangkauan program SLCN ke berbagai daerah pesisir di Indonesia, demi mendukung keselamatan nelayan sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional. √