nasional

Dwikorita Resmi Buka Ekspose Nasional Perubahan Iklim

Selasa, 27 Agustus 2024 | 15:39 WIB

SATUARAH.CO - Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membuka secara resmi penyelenggaraan kegiatan Ekspose Nasional Perubahan Iklim di Medan Sumatera Utara, Senin (26/8/24).


Kegiatan ini mengusung tema "Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Iklim di Sektor Perkebunan".

Dalam sambutannya, Dwikorota Karnawati menyampaikan, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk merefleksikan peran BMKG dan juga stakeholder dalam memberikan layanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang berkualitas demi kemajuan bangsa.

Ia mengajak untuk memperkuat kerjasama dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, khususnya di sektor Perkebunan," kata Dwikorita, Selasa (27/8/24).

Baca Juga: Guru Besar Hukum Prof Sugianto Sayangkan PKPU Belum Ditetapkan KPU RI

Lebih lanjut, Dwikorita Karnawati mengatakan memohon kepada Pj Gubernur Sumatera Utara dapat mendorong dan mendukung seluruh entitas perkebunan di Sumatera Utara untuk dapat mewujudkan kerjasama bersama BMKG dalam pengembangan layanan informasi iklim untuk sektor perkebunan, demikian juga dukungan dari Bapak-Ibu stakeholder Perkebunan.

"Sepuluh tahun terakhir merupakan periode tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan tahun 2023 merupakan tahun terpanas. Selain itu, berdasarkan data pengamatan BMKG di Stasiun Klimatologi Deli Serdang tercatat tren kenaikan suhu udara sebesar 0.9 oC dalam 70 tahun atau periode data tahun 1951-2021 menyebabkan perubahan pola curah hujan dan distribusi air," ujarnya.

Sumatera Utara juga merupakan salah satu sentra perkebunan di Indonesia. Potensi besar perkebunan di Sumatera Utara ini, juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim seperti kebutuhan air, serta hama dan penyakit tanaman.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menuturkan perubahan iklim seperti peningkatan suhu dan perubahan pola hujan menyebabkan ketidakpastian dalam ketersediaan air untuk tanaman perkebunan dan mempengaruhi produktivitas tanaman perkebunan.

Baca Juga: Bey Machmudin Lantik Hening Widiatmoko sebagai Pustakawan Ahli Utama, Beri Amanah Jaga Peradaban

"Peningkatan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim meningkatkan risiko kerusakan pada tanaman dan infrastruktur perkebunan serta risiko serangan hama dan penyakit," imbuh Ardhasena.

Dengan potensi besar di sektor perkebunan, Sumatera Utara terus menghadapi tantangan dari perubahan iklim, Upaya adaptasi dan mitigasi yang tepat dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan produktivitas perkebunan di masa depan.

Untuk itu, BMKG menyelenggarakan workshop perubahan iklim antisipasi dampak buruk akibat perubahan iklim terhadap sektor perkebunan, maupun merumuskan strategi adaptasi yang tepat.

Baca Juga: Cipayung Plus DKI Jakarta Geruduk KPU DKI Desak Diskualifikasi Dharma Kun dan Wahyu Dinata Mundur, Ini Tuntutan Mereka

Halaman:

Tags

Terkini