SATUARAH.CO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghadiri Rapat Kerja (Raker) Persiapan Mudik 2024 yang digelar Komisi V DPR RI.
Raker dengan tajuk Persiapan Mudik 2024 tersebut dipimpin oleh Komisi V DPR RI, dan dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Basuki Hadimuljono, Kepala Basarnas Kusworo, dan Kakorlantas Polri Aan Suhanan.
Baca Juga: Jelang Akhir Ramadhan 1445 Hijriah, JICT Kembali Gelar Berbagai Kegiatan Melalui Program CSR
Pada raker ini, Dwikorita Karnawati mengimbau kepada masyarakat terutama pemudik untuk terus mengakses dan memahami informasi cuaca untuk dapat melakukan perencanaan secara tepat.
Terdapat beberapa platform sumber informasi seperti INA SIAM khusus untuk penerbangan, INA WIS untuk maritim, dan SIGNATURE BMKG untuk darat. Semua informasi tersebut dirangkum di dalam satu aplikasi, yaitu InfoBMKG.
"Selain itu, BMKG juga menyediakan informasi cuaca untuk tempat ibadah, informasi cuaca jalur tol, informasi cuaca di lokasi wisata, dan informasi cuaca di jalur laut," kata Dwikorita, Selasa (2/4/24).
Baca Juga: Dirjen Bina Bangda Kemendagri Minta Provinsi Jambi Selaraskan RPJPD dengan RPJPN
Terdapat tiga hal yang perlu diwaspadai, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (merupakan kumpulan awan hujan yang datang dari timur Afrika menuju Samudra Pasifik dan melintasi Indonesia yang meningkatkan curah hujan), fenomena gelombang Atmosfer Rossby, dan Bibit Siklon Tropis atau Siklon Tropis.
"BMKG memprediksi bahwa menjelang sebelum Lebaran pada tanggal 3-9 April 2024 diperkirakan wilayah Indonesia berpotensi curah hujan dalam kategori ringan- sedang. Kemudian pada tanggal 10-16 April 2024 kondisi cuaca di Indonesia secara umum cerah - cerah berawan. Sementara itu, pada tanggal 17-23 April 2024 wilayah Indonesia berpotensi curah hujan dalam kategori ringan - sedang di sebagian wilayah Indonesia bagian utara dan tengah," ujarnya.
BMKG menyediakan teknologi modifikasi cuaca (TMC), yaitu proses mengintervensi/memodifikasi/ merubah kondisi cuaca yang terjadi secara alami dengan memanfaatkan teknologi.
Baca Juga: Kapolda Jabar Tinjau dan Cek Kesiapan Operasi Ketupat Lodaya di Rest Area KM 130 A
Modifikasi cuaca mencakup mempercepat hujan, meningkatkan intensitas hujan, dan mengurangi pertumbuhan awan hujan.
"Modifikasi cuaca dilakukan dengan menyebarkan benih penyemaian untuk membentuk kristal-kristal es di dalam awan yang kemudian dapat mengintensifkan dan meningkatkan jumlah butir air di dalam awan," ungkap Dwikorita Karnawati.
Raker tersebut diakhiri dengan arahan Komisi V DPR RI kepada masing-masing stakeholder terkait guna kelancaran mudik 2024.