SATUARAH.CO - Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, wilayah Indonesia memiliki potensi ancaman bencana alam tsunami. Untuk itu, dibutuhkan sistem andal untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi tersebut demi menunjang keselamatan masyarakat Indonesia.
Untuk menjawab persoalan tersebut, saat ini BMKG sedang membangun Gedung Sistem Operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang dibangun di lingkungan Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, sistem ini dirancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait ketika terjadi gempabumi yang berpotensi memicu tsunami.
"Sistem InaTEWS dirancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait ketika bencana tsunami terjadi. Sehingga informasi ini nantinya akan diterima oleh masyarakat sebagai acuan dalam melakukan mitigasi dan evakuasi sebelum tsunami datang ke daratan," kata Dwikorita Karnawati, Rabu (31/1/24), saat acara groundbreaking pengembangan Sistem Operasional InaTEWS.
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan, sehingga jika informasi peringatan dini diterima masyarakat, BMKG mempercayai akan membantu mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda akibat bencana tsunami.
"Pembangunan Gedung InaTEWS dilatarbelakangi oleh peristiwa gempabumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Peristiwa itu menyebabkan kerugian materiil dan immateriil yang cukup banyak," ujarnya.
Sehingga perlu ditegaskan untuk mengutamakan peningkatan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi ancaman bencana alam. √