BMKG Kembali Tunjukkan Komitmennya dalam Penguatan SDM Unggul

photo author
- Senin, 7 Juli 2025 | 10:15 WIB

SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui penyelenggaraan acara “Penyambutan Doktor Baru BMKG 2025”. Kegiatan ini digelar secara hybrid, Kamis (3/7/25) lalu, di Auditorium Gedung A BMKG, Jakarta.


Penyambutan doktor baru menjadi salah satu simbol nyata upaya BMKG untuk menutup kesenjangan keilmuan dan teknologi (closing the gap) dengan negara-negara maju melalui program SDM Unggul sebagai investasi jangka panjang di sektor pendidikan dan riset.

Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya mengapresiasi capaian para doktor baru dan menekankan pentingnya keberlanjutan program SDM Unggul yang telah dirintis sejak 2018.

"Selamat karena telah berhasil melampaui ujian terberat dalam menempuh studi S3. Saya tahu banyak suka dan dukanya. Saya sering katakan, kalau Anda belum meneteskan keringat dan air mata, itu tandanya ‘hilal’ kelulusan belum terlihat. Bagaimana caranya agar keringat dan air mata menetes? Harus dengan kerja keras. Semakin banyak Anda bekerja, semakin banyak dievaluasi dan disalahkan,” kata Dwikorita, Minggu (6/7/25).

Dwikorita menyoroti bahwa program ini dirancang bukan hanya untuk pengembangan individu, melainkan juga sebagai langkah strategis mengejar ketertinggalan teknologi dan informasi. Ia mencontohkan kesenjangan 20 tahun yang sempat terjadi antara kemampuan komputasi BMKG dengan negara maju seperti Jepang, yang berdampak pada lambatnya sistem peringatan dini tsunami.

Baca Juga: Simak !! ini Tips Agar Terhindar dari Penipuan Love Scamming Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya

"Saat saya mulai menjabat, kapasitas komputasi kita pada Januari 2018 setara dengan kapasitas Jepang pada tahun 1998. Akibatnya, Jepang bisa memberi peringatan tsunami 3 menit setelah gempa, sementara kita butuh 5 menit. Dalam kebencanaan, 2 menit bisa menentukan nyawa. Maka satu-satunya solusi adalah mengejar dan menutup kesenjangan ini demi kepentingan masyarakat," ujarnya.

Salah satu doktor baru yang hadir adalah Dr. Maulana Putra, S.Si., M.T., lulusan S3 Instrumentasi dari Universitas Indonesia.

Dalam disertasinya, ia mengembangkan metode estimasi curah hujan spasial dengan pendekatan ensemble machine learning yang menggabungkan data dari penakar hujan, radar cuaca, dan satelit.

"BMKG kini menjadi organisasi yang semakin adaptif terhadap teknologi. Kami berharap inovasi-inovasi seperti ini dapat menjawab tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem di masa depan,” ungkap Dwikorita.

Dwikorita mengakui bahwa membagi waktu antara riset dan tugas kedinasan menjadi tantangan tersendiri, namun bisa dilalui dengan manajemen prioritas yang tepat.

Baca Juga: Plt Kosgoro Riau Mantapkan Langkah Jelang Musda Akhir Juli 2025

Sementara itu, Dr. Weniza, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG yang juga turut hadir sebagai lulusan S3 ITB. Ia mengembangkan riset mengenai layanan rendaman tsunami, satu aspek penting yang sebelumnya belum terakomodasi dalam sistem pelayanan BMKG.

"Tujuan riset saya adalah mengisi gap layanan di BMKG. Program SDM Unggul ini telah memberi jalur yang terstruktur dan terukur bagi kami untuk tumbuh dan menjadi agen perubahan," imbuh Weniza.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X