BMKG Rilis Pandangan Iklim 2025 atau Climate Outlook 2025

photo author
- Selasa, 5 November 2024 | 19:47 WIB

SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis pandangan Iklim 2025 atau Climate Outlook 2025.


Laporan ini dapat dijadikan acuan oleh para stakeholder untuk mengambil kebijakan dan perencanaan pembangunan pada sektor terdampak kondisi iklim, saat acara bertajuk Climate Outlook 2025 secara daring, Senin (4/11/24).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi La Nina lemah diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun 2025.

Berdasarkan pemantauan, hingga akhir Oktober 2024, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin dengan nilai indeks ENSO sebesar -0,59.

"Ini menunjukkan telah aktifnya gangguan iklim La Nina lemah. Sedangkan di Samudera Hindia pantauan IOD menunjukkan kondisi negatif dengan indeks bulanan sebesar -0.7," kata Dwikorita, Selasa (5/11/24).

Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Minta REI Bikin Hunian dengan Sistem Pengolahan Sampah Mandiri

Lebih lanjut, kata Dwikorita Karnawati, secara umum bahwa sepanjang tahun 2025 tidak akan terjadi anomaly iklim di Indonesia.

Namun demikian, rata-rata suhu udara di Indonesia pada 2025 diperkirakan mengalami peningkatan 0,3 hingga 0,6 °C pada bulan Mei hingga Juli.

Kenaikan ini memerlukan perhatian khusus di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, NTB, dan NTT.

Baca Juga: Prabowo Ingin Pimpin Pemerintahan Bersih dari Korupsi: Yang Tak Mau, Minggir!

"Terdapat lima belas persen wilayah Indonesia yang diprediksi dapat mengalami hujan tahunan di atas normal yaitu meliputi sebagian Aceh, sebagian kecil Sumatera Utara, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Timur bagian timur, sebagian kecil Sulawesi Barat bagian utara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi Tenggara, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah," ujarnya.

Satu persen wilayah, termasuk sebagian kecil Sumatera Selatan dan NTT, diperkirakan mengalami curah hujan di bawah normal, memerlukan kewaspadaan terhadap kekeringan dan dampaknya.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan rekomendasi strategis BMKG untuk menghadapi kondisi iklim. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi potensi perubahan iklim ini.

Baca Juga: Menhut Kunjungi Kapolri, Perbaharui Nota Kesepahaman Terkait Penanganan Permasalahan Hutan di Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X