SATUARAH.CO - Ketua Umum (Ketum) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) I Wayan Darmawan mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi barometer dunia.
KMHDI meyakini capaian tersebut bisa Indonesia raih, namun dengan syarat kolaborasi.
Hal tersebut diungkapkan saat sambutan dalam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) KMHDI ke 31 di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Selasa (3/9/24).
Darmawan mengatakan, literatur-literatur kuno telah menunjukan bahwa Indonesia pernah menjadi pusat dunia. Letak yang strategis membuat banyak kapal lalu-lalang di perairan Indonesia.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Langsung Posko Operasi Tribrata Jaya di GBK dan Stadion Madya
"Sehingga terjadi pertukaran nilai, pengetahuan, gagasan, dan budaya di Indonesia. Indonesia merupakan titik temu pertukaran tersebut," terang Darmawan, kepada wartawan, Rabu (4/9/24).
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan memori Indonesia sebagai barometer dunia tersebut diyakini kembali bisa diwujudkan.
Darmawan menambahkan apa yang menjadi visi Presiden Joko Widodo tentang Indonesia poros maritim dunia adalah langkah awal mencapai hal tersebut.
"Indonesia sebagai poros maritim dunia artinya menjadikan bentangan laut yang luas yang dimiliki sebagai kekuatan menuju kemajuan," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap visi Indonesia sebagai poros maritim dunia bisa dilanjutkan oleh pemerintahan terpilih Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Dirlantas PMJ Kerahkan Ribuan Personel untuk Panwal Rolakir Selama Kunjungan Paus Fransiskus
"Kami percaya bapak Prabowo-Gibran memiliki visi yang bisa membawa Indonesia kembali ke panggung global dan menjadi barometer dunia," terangnya.
Namun sebelum menuju panggung Global, Darmawan mengatakan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seperti mengentaskan kemiskinan yang angkanya masih tinggi, menggratiskan pendidikan yang hari ini masih mahal, serta menghapus korupsi, kolusi dan nepotisme.
"Itulah hal-hal yang bangsa kita harus segera selesaikan sebelum kita betul-betul berdiri di panggung global sebagai bangsa besar dan dianggap setara oleh bangsa-bangsa lainya," ungkap Darmawan.