Menteri Kelautan dan Perikanan Minta Semua pihak Dukung PT SIS Luncurkan Modelling Penangkapan Ikan Terukur Pertama di RI

photo author
- Kamis, 6 Juni 2024 | 09:48 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono

SATUARAH.CO - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono resmi meluncurkan modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pertama di Indonesia.

Pengembangan modelling ini akan dilakukan di dua wilayah zona 3 perikanan, salah satunya di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama bisnis hulu hilir perikanan tangkap dan penangkapan ikan terukur bersama PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) dan kelompok nelayan di Kota Tual pada hari ini, Senin (3/6/24).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur, Penangkapan Ikan Terukur adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional. PIT/ Penangkapan Ikan Terukur dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Dihadiri Empat Tokoh Nasional, AWIBB Sukses Gelar Diskusi Publik: 'Bekasi Mencari Pemimpin'

"Sampai hari ini kita belum mampu dan belum bisa berhasil ekspor produk perikanan kita ke Eropa. Salah satu yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia cuman jawab cara penangkapan kalian masih barbar," kata Trenggono, di Tual, Maluku Tenggara.

Jadi, inilah salah satu jawabannya, penangkapan terukur itu adalah untuk memberikan keyakinan kepada market di dunia juga bahwa ikan ditangkap dengan cara yang lebih lebih manusiawi lebih baik.

"Dan ikan yang lebih bisa dideteksi bawah ini dari mana, jenisnya seperti apa, peralatan tangkap seperti apa, dan lebih efisien," sambungnya.

Di Tual merupakan salah satu titik pengembangan modeling PIT/Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia Timur, sehingga PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) telah memenuhi syarat untuk melaksanakan Penangkapan Ikan Terukur secara profesional efektif, efisien dan modern.

Baca Juga: Pertanyakan Kasus Tipikor, Aktivis Anti Korupsi KMP Datangi Kantor Kejari Purwakarta

Oleh sebab itu PIT (Penangkapan Ikan Terukur) diharapkan akan meningkatkan produktivitas di daerah sehingga diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mendongkrak perekonomian Indonesia khusunya di daerah Tual.

Trenggono menjelaskan, ekonomi daerah bisa didorong melalui langkah pemusatan produktivitas, di mana penangkapan hingga pengolahan hasil tangkapan akan dilakukan langsung di Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Hal ini sering dipertanyakan ke saya oleh nelayan atau pelaku industri di Pantura, 'Pak kalau di Jawa butuh ikan gimana.?' Ya dikirim aja, dia beli dari dari Tual dan dikirim ke Jawa. Akan jauh lebih efisien dibandingkan dengan kapalnya dari Jawa nangkap sini balik lagi, ongkosnya sudah double sehingga tidak efisien," jelasnya.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP TB Haeru Rahay mengatakan, dalam proses implementasi model PIT di zona 3, total sebanyak 187 kapal yang sebelumnya menyetor ikan ke zona 6 Jakarta, kini telah disinergikan untuk menjaring dan menyetor ikan di Tual dan Kepulauan Aru. Diestimasikan transaksi bisa dihasilkan Rp 48,4 miliar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X