SATUARAH.CO – Demo tolak harga BBM naik, buruh bakal melakukan aksi besar-besaran pada 6 September 2022. Hal itu disampaikan Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, Ahad (4/92022).
Seperti diketahui, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000/liter. Lalu, harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800/liter.
Kemudian, Pertamax juga ikut naik hari ini dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500/liter.
Said Iqbal menyampaikan, ada beberapa alasan mengapa pihaknya menolak kenaikan tersebut.
Baca Juga: Kasus Kematian Sertu Bayu, Jenderal Andika Perkasa Janji Selesaikan Secepatnya
Pertama, kenaikan BBM tersebut akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen. Dengan BBM naik, maka daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen.
"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflansi menjadi 6.5 persen hingga 8 persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal.
Di sisi lain, lanjutnya, upah buruh tidak naik dalam 3 tahun terakhir.
Menteri Ketenagakerjaan bahkan sudah mengumumkan jika Pemerintah dalam menghitung kenaikan UMK 2023 kembali menggunakan PP 36/2021.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Sekjen Organda: Ongkos Angkutan Umum Pasti Naik
"Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi," tegasnya.
Kedua, buruh menolak kenaikan BBM karena dilakukan di tengah turunnya harga minyak dunia. Terkesan sekali, pemerintah hanya mencari untung di tengah kesulitan rakyat.
Terkait dengan bantuan subsidi upah sebesar 150 ribu rupah selama 4 bulan kepada buruh, menurut Said Iqbal, itu hanya "gula-gula " agar buruh tidak protes.
Tidak mungkin uang 150 ribu akan menutupi kenaikan harga akibat inflansi yang meroket.
Artikel Terkait
Beri Masukan dan Rekomendasi Terkait Venue Piala Asia 2023, AFC Minta PSSI Kirim Dokumen Resmi
Jika Menang Lawan Rans Nusantara FC, Persib Dapat Tiga Hadiah Sekaligus
Presiden Jokowi: Pemerintah Putuskan Pengalihan Subsidi BBM untuk Bantuan Tepat Sasaran
6 Hal Ini Bikin Lebih Menarik di Mata Lawan Jenis
Lanjutkan Safari Politik, Puan Sambangi Prabowo