SATUARAH.CO – Pembentukan pasukan siber untuk melawan “buzzer” yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tak ada kaitannya dengan dana hibah Rp10,6 miliar.
Demikian disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, dalam keterangannya, Minggu (21/11/2021).
"Kami membentuk pasukan siber karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama,” kata KH Munahar, dilansir satuarah.co dari telusur.co.id.
BACA JUGA; Jangan Berkhayal Mau Bubarkan, Menko Mahfud Sebut Kekuatan Hukum MUI Sangat Kokoh
Munahar menjelaskan, pada rapat dengan Bidang Infokom MUI DKI Jakarta, Jumat (11/10/2021), membicarakan program ke depan serta makin banyaknya informasi yang terindikasi memecah-belah anak bangsa, terutama umat Islam dan ulama.
"Ada gagasan dari kami untuk membentuk semacam cyber army,” tuturnya.
Pasukan siber, lanjut Munahar, dibentuk atas inisiatif MUI DKI untuk melawan informasi hoaks, sebagai upaya membela umat Islam dan ulama.
BACA JUGA; Tolak Pembubaran MUI, Begini Penjelasan Ketua PBNU
"Melawan informasi hoaks untuk umat Islam dan ulama, adalah salah satu tugas MUI, melakukan amar ma’ruf nahi munkar,” tegasnya.
Terkait dana hibah dari APBD Pemprov DKI Jakarta yang dikaitkan dengan pembentukan pasukan siber MUI DKI Jakarta, Munahar menyatakan, anggaran itu tidak digunakan untuk mendanai pasukan siber, tapi untuk membiayai pelaksanaan program kerja serta kegiatan operasional MUI
“Dana hibah hanya untuk melaksanakan program kerja serta operasional MUI, dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, hingga kelurahan,” ujarnya.
BACA JUGA; Bantah Dukung Pembubaran MUI, PGI Desak Aparat Keamanan Waspadai Provokasi Ketegangan Antar Agama
Menurut Munahar, orang yang menghubungkan pembentukan tim siber dengan dana hibah tak paham tentang MUI dan tak mengerti soal tugas MUI. √