Hikmahbudhi Gelar Doa untuk Negeri, Gelorakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

photo author
- Senin, 1 September 2025 | 20:09 WIB

SATUARAH.CO - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) mengajak seluruh pihak untuk bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat terkait unjuk rasa akhir-akhir ini, beserta dampaknya. Publik diminta untuk bersikap kepala dingin.


"Dalam beberapa hari terakhir, ruang publik kita kembali diwarnai dengan unjuk rasa atau demonstrasi. Gelombang suara, spanduk, dan perbedaan pendapat menghiasi jalanan, sementara linimasa media sosial dipenuhi dengan berbagai narasi, informasi, dan disinformasi.

Dalam situasi seperti ini, bagaimana kita sebagai masyarakat dapat menyikapinya dengan kepala dingin dan hati yang bijak," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hikmahbudhi, Candra Aditya Nugraha, kepada wartawan, Senin (1/9/25).

Aktivitas demonstrasi atau unjuk rasa yang marak terjadi, kata dia bukan sekadar peristiwa sosial-politik yang insidental, melainkan sebuah fenomena kompleks yang menempatkan diri dalam tegangan atau tension hakiki demokrasi modern.

Baca Juga: Serap Aspirasi di Tengah Jalan, Wali Kota Bekasi Ngobrol Bareng Massa Aksi

Di satu sisi, menurut dia, demonstrasi merupakan manifestasi konkret dari kedaulatan rakyat (people’s sovereignty) dan hak asasi untuk berkumpul serta menyampaikan pendapat (right to assemble and to express opinion) yang dijamin oleh Pasal 28 E Ayat (3) UUD 1945 dan diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

"Di sisi lain, ia juga berpotensi menciptakan disrupsi sosial, gesekan, dan bahkan konflik jika tidak dikelola dengan paradigma kebijaksanaan kolektif," imbuhnya.

Sebagai organisasi mahasiswa, kata dia Hikmahbudhi memandang peristiwa ini tidak hanya melalui kacamata politik praktis, tetapi melalui lensa yang lebih dalam yang memadukan refleksi filosofis-teologis, analisis sosiologis, dan prinsip-prinsip negara hukum (rechtsstaat).

Narasi ini bertujuan untuk memberikan kerangka berpikir akademis yang mendalam bagi para mahasiswa dan masyarakat luas dalam menyikapi gelombang demonstrasi terkini.

"Demonstrasi bukanlah sebuah peristiwa yang asing dalam kehidupan demokrasi. Ia adalah manifestasi dari hak dasar warga negara untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi, yang dijamin oleh konstitusi. Namun, esensi dari demonstrasi seringkali tertutup oleh emosi, prasangka, dan polarisasi," tegas Candra.

Baca Juga: Kehadiran Bang Jiung dan Istri, Ramaikan Peringatan HUT RI ke 80 yang Digelar Karang Taruna Kebalen dan PAC PP Babelan

Setiap rakyat, kata Candra, memiliki martabat yang tak terbantahkan. Oleh karena itu, Hikmahbudhi menegaskan bahwa metode perjuangan apa pun harus menghormati martabat tersebut.

Demonstrasi yang disertai kekerasan, vandalisme, atau pelecehan terhadap pihak lain baik oleh pengunjuk rasa maupun aparat adalah pengingkaran terhadap dignitas humana.

"Prinsip ahimsa atau tanpa kekerasan yang diusung oleh banyak tokoh dunia menjadi inspirasi bahwa perlawanan yang paling powerful justru yang beradab dan bermartabat," tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sekcam Babelan Buka Forum Destana

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:53 WIB
X